Melaporkan Kondisi Satwa di Kebun Binatang Lewat Telepon Genggam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW) mulai 1 Mei 2015 menggalang dana melalui situs indiegogo.com untuk pengembangan aplikasi penilaian kebun binatang, bernama Zoo Recapp atau Zoo Reporting for Citizens Application. Aplikasi interaktif itu untuk membangun platform pelaporan kolektif warga (crowdsourcing) mengenai kondisi satwa di kebun binatang.
Kondisi satwa di kebun binatang di Indonesia yang semakin memprihatinkan, dan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai kesejahteraan binatang (animal welfare) mendorong ISAW mengembangkan Zoo Recapp, sebagai sebuah platform penilaian dan pelaporan sekaligus sebagai media edukasi interaktif mengenai standar-standar kesejahteraan binatang yang mengacu pada metode penilaian Zoo Exhibit Quick Audit Process (ZEQAP).
Tragedi kematian satwa di beberapa kebun binatang di Indonesia beberapa tahun belakangan ini, mulai dari kasus singa yang mati 'gantung diri', jerapah yang mati dengan timbunan sampah plastik di perutnya, hingga harimau yang sakit karena mengonsumsi daging berformalin, merupakan bukti nyata, perikehidupan satwa di kebun binatang masih banyak terabaikan.
Selain penurunan kondisi fisiologis, tekanan mental bagi satwa dalam kurungan secara nyata ditunjukkan dengan munculnya perilaku abnormal, atau yang dikenal sebagai perilaku stereotipik (stereotypic behavior), seperti gerakan satwa berjalan mondar-mandir tanpa tujuan, gerakan berayun, dan menggigit-gigit kawat pada kandang.
"Munculnya perilaku-perilaku stereotipik, mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang buruk pada satwa. Melalui Zoo Recapp, kami ingin mengajak masyarakat lebih peka terhadap masalah kesejahteraan binatang dan turut berperan aktif dengan mengamati, menilai, dan melaporkan kondisi satwa di kebun binatang." kata Direktur Eksekutif ISAW Kinanti Kusumawardani, dalam siaran pers, baru-baru ini.
ISAW saat ini sudah berhasil mengembangkan prototipe aplikasi Zoo Recapp untuk smartphone dengan sistem operasi Android. Uji coba juga sudah dilakukan pada 22 April lalu, saat peringatan Hari Bumi oleh 25 siswa Bandung Independent School dan komunitas anak jalanan Bandung Street Children Program.
Penggalangan dana selama dua bulan ke depan akan digunakan untuk menyempurnakan aplikasi Zoo Recapp pada sistem Windows dan iOS. Zoo Recapp merupakan aplikasi interaktif untuk melakukan penilaian kebun binatang secara mudah dan sistematis melalui perangkat telepon genggam.
Penggalangan dana melalui crowdfunding tersebut, juga mendapat dukungan positif dari lembaga Protection of Forest & Fauna (Profauna) Indonesia, lembaga nonprofit yang bergerak di bidang perlindungan satwa liar dan hutan.
"Kami sangat mendukung inovasi yang dilakukan ISAW untuk pengembangan Zoo Recapp. Sudah saatnya kita memiliki media untuk memasyarakatkan nilai-nilai kesejahteraan binatang, sehingga lebih banyak orang yang dapat menyalurkan kepeduliannya untuk satwa," kata Pendiri Profauna Rosek Nursahid. (profauna.net/id)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...