Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:25 WIB | Sabtu, 10 September 2016

Memanfaatkan Botol Bekas untuk Berkebun

Botol plastik yang tergantung horizontal berfungsi sebai pot tanaman. (Foto: balconygardenweb.com)

SATUHARAPAN.COM - Botol plastik tidak cuma berbahaya buat lingkungan, tetapi juga mematikan buat satwa laut. Di Eropa kini muncul tren hijau buat memanfaatkan botol plastik untuk memperindah taman atau balkon rumah.

Julia Salomon kuliah semester keempat, jurusan ilmu pangan Universitas Munster Jerman. Di internet ia menemukan variasi bagus untuk upcycling.

Upcycling adalah, mendaur ulang produk untuk menjadi produk yang memiliki nilai lebih baik dari produk sebelumnya.

Yaitu penggunaan botol plastik untuk pot di taman mininya. Di botol plastik, banyak tumbuhan makanan bisa ditanam.

Salomon: "Botol plastik sangat bagus untuk kebun upcycling. Bisa digabung menjadi sistem, di mana air yang sudah digunakan, bisa langsung digunakan kembali. Bisa mencegah rumah lembab dan bisa praktis digantung di dapur yang sempit."

Kebun pada botol bekas bisa berkembang di ruangan kecil. Di musim dingin, kebun di botol ditempatkan di dapur. Di musim panas di balkon. Sayuran, buah atau tanaman bumbu dari kebun botol plastik jadi sumbangan baik bagi bahan pangan sehat dan segar.

Upcycling botol plastik jadi kebun gantung sangat ideal buat negara yang punya masalah dengan sampah botol plastik.

"Ini sangat bagus buat negara yang tidak punya sistem daur ulang botol plastik. Jadinya bisa menggunakan lagi botol bekas, dan bercocok tanaman pangan serta menjamin pasokan pangan", demikian Salomon.

Tiga sampai lima botol yang berukuran sama bisa dijadikan pot. Kuncinya: yang disiram hanya botol paling atas. Botol-botol lainnya menyalurkan air lewat lubang di dasar atau tutup botol. Di botol terbawah air terkumpul dan digunakan lagi untuk menyiram.

Bagaimana botol disiapkan untuk dijadikan pot, ditunjukkan Julia dan teman-temannya di taman kampus Universitas Münster. Hanya botol paling atas yang dipotong bagian dasarnya. Tutup botol dilubangi. Kemudian botol ini dipasang di bawah botol yang dasarnya dibolongi. Kemudian sejumlah lubang dibuat untuk menempatkan tanaman pangan atau bumbu. Akhirnya semua botol dengan posisi terbalik dihubungkan dengan tali dan diisi tanah serta tanaman.

Tapi tidak hanya botol plastik yang bisa digunakan untuk tanaman. Juga kotak minuman kemasan bisa digunakan untuk taman upcycling. Perabotan yang tidak digunakan lagi, seperti sepatu bisa digunakan lagi dan memenuhi kebutuhan baru sepenuhnya. Itu bagus bagi lingkungan dan menyenangkan.

Salomon menambahkan, "Tentu saja. Makanan yang ditanam sendiri rasanya lebih enak. Di baliknya ada begitu banyak nilai tambah, sehingga orang menikmatinya lebih dari makanan lain."

Ilmuwan menilai taman botol seperti itu adalah hal bagus dan ampuh untuk melawan kelaparan di seluruh dunia. Semua bisa ikut menikmati manfaatnya.

Siklus Hidup Botol Minum Plastik

Saat membeli botol air minum, biaya terbesarnya keluar untuk membuat botol plastik. Tapi apa dampaknya bagi lingkungan? Manufaktur, pengisian, pelabelan, pengiriman, penyimpanan dan pembuangan botol plastik amatlah mahal. Mari kita ikuti hidup botol plastik ini dari awal hingga akhir.

-Kebanyakan botol plastik terbuat dari plastik polietilena tereftalat (PET), yang diproduksi dari minyak mentah. Tidak hanya ekstraksi minyak bumi yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca dan merusak habitat, namun produksi plastik juga membuang racun ke dalam lingkungan. Setelah ekstraksi, minyak dibawa ke kilang seperti ini di Köln, instalasi penyulingan minyak terbesar di Jerman.

-Sulingan minyak dikirim ke perusahaan manufaktur yang membuat biji dalam 'bentuk awal' yang menyerupai tabung reaksi plastik. Perusahaan pembotolan air memanaskan dan memuaikan bentuk awal menjadi bentuk dan ukuran botol sesuai keinginan. Dalam daur ulang, botol plastik kembali dilelehkan ke bentuk biji plastik.

-Di pabrik pembotolan, bentuk awal plastik dibuat memuai ke ukuran yang sesuai, disterilisasi dan diisi air, sebelum ditutup, diberi label dan dikemas untuk pengiriman. Di pabrik pembotolan ini di negara bagian Sachsen, Jerman, 1,5 juta liter air dan minuman ringan dibotolkan dan dikemas setiap hari.

-Botol juga bisa dibuat dari plastik organik, yang diproduksi dari materi nabati seperti jagung atau tebu dan bukan minyak bumi. Plastik organik dapat terbiodegradasi dan dibuang ke kompos setelah dipakai - tapi ini bukan berarti bioplastik ramah lingkungan. Produksi bioplastik perlu sumber daya alam yang besar seperti air, dan lahan pertanian yang bisa digunakan untuk menanam tumbuhan pangan.

-Transportasi botol air minum juga butuh banyak sumber daya  lebih dari seliter BBM per botol, untuk sejumlah kasus. Institut Kebijakan Bumi memperkirakan satu dari empat botol air minum setidaknya melewati satu perbatasan negara dengan kapal, kereta atau truk sebelum dikonsumsi. Segala pengiriman mengeluarkan karbondioksida yang menyebabkan perubahan iklim.

-Menurut perkiraan Institut Pasifik, produksi satu botol air minum memerlukan tiga kali jumlah air yang terkandung dalam botol. Juga di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi pabrik pembotolan, ekstraksi air yang terkonsentrasi dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah, menyebabkan komunitas setempat kekurangan suplai air.

-Menurut perkiraan, sekitar 60 juta botol plastik didaur ulang di Eropa tahun lalu hanya separuh dari botol yang digunakan. Sisanya berakhir menjadi sampah, dibuang ke tempat pembuangan sampah dan perairan, di mana butuh ratusan tahun untuk terurai. Sampah plastik di lautan adalah masalah lingkungan besar, mengotori air dan mengancam kehidupan satwa laut serta burung.

-Amerika Serikat adalah konsumen botol air minum terbesar di dunia. Namun Tiiongkok menempel ketat - setiap tahun, puluhan miliar botol plastik diproduksi dan dikonsumsi hanya di Tiongkok, menggunakan sekitar 18 juta ton minyak mentah. Permintaan atas botol air minum meningkat seiring pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Timbunan botol plastik seperti ini terus menggunung menunggu pemilahan untuk daur ulang.

-Botol yang didaur ulang dilelehkan kembali menjadi biji plastik, kemudian dijual ke perusahaan yang membuat produk-produk daur ulang plastik. Salah satu yang paling populer adalah serat, yang digunakan untuk membuat pakaian dan selimut. Setelah semua energi yang dikonsumsi botol plastik sepanjang siklus hidupnya, yang dulunya seteguk air yang menyejukkan dapat berakhir menjadi baju hangat. (dw.com)

 

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home