Memberitakan Injil Allah
SATUHARAPAN.COM - Sebagai jurnalis saya sudah biasa memberitakan hasil liputan dari peristiwa dan fakta aktual yang terjadi pada umumnya. Namun saat memberitakan Injil Allah dalam karya jurnalistik itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya.
Saya akui tidak mudah memberitakan Injil Allah dalam karya-karya jurnalistik. Namun satu hal yang saya yakini bahwa nilai-nilai Injili membuat perbedaan dalam pemberitaan umum saya selama ini. Dengan kata lain, Injil Tuhan menginspirasi pemberitaan jurnalistik saya hingga detik ini.
Injil Markus 1:14-20, khususnya ayat 14-15 mengingatkan saya terhadap Yesus yang memberitakan Injil Allah. Yesus berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Markus 1:15).
Bagi saya, Yesus merupakan Raja Agung dalam Kerajaan Allah. Dia meminta saya untuk bertobat dan percaya kepada Injil Allah. Dalam Injil-Nya, karya keselamatan Allah nyata dalam Yesus Kristus.
Saya setuju bahwa sebelum mempertobatkan orang lain, semestinya diri sendiri lebih dulu bertobat. Pertobatan yang dikarunia Allah memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.
Saya menyadari bahwa pewartaan tentang pertobatan membutuhkan bantuan rahmat Roh Allah. Sebagai pengikut Kristus, saya juga diutus untuk terlibat dalam pemberitaan Injil Allah.
Selama ini yang saya dapat lakukan dengan membagikan refleksi iman dan kesaksian hidup pribadi yang diinspirasi oleh Injil Tuhan. Dalam pemberitaan karya jurnalistik umumnya saya juga diinspirasi oleh ajaran, nasihat, dan perintah Yesus Kristus dari Injil Tuhan.
Sudahkah saya memberitakan Injil Allah hari ini?
Dimuliakanlah nama Tuhan, detik ini dan selama-lamanya. Amin.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...