Membuat Lapar Warga Suriah Bentuk “Kejahatan Perang”
DOHA, SATUHARAPAN.COM - Kepala badan hak asasi manusia PBB, Kamis (14/1), mengatakan setiap pihak di Suriah yang sengaja memanfaatkan kelaparan sebagai senjata sama saja melakukan “kejahatan perang”.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UN High Commissioner for Refugees/UNHCR) Zeid Ra'ad Al Hussein, berbicara dari Qatar, mengatakan, mereka yang melakukan kejahatan tersebut harus diadili.
Pernyataan Zeid disampaikan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap penduduk yang terjebak di Kota Suriah, Madaya, tempat 40.000 warga dikepung pasukan propemerintah.
Selain itu, muncul juga kekhawatiran mengenai nasib orang-orang yang mengalami kelaparan di kota di Provinsi barat laut Idlib, yang saat ini dikepung pasukan pemberontak.
“Kami mengutuk tindakan tersebut,” kata Zeid kepada wartawan di Doha pada akhir konferensi dua hari mengenai hak asasi manusia.
“Sengaja membuat warga sipil kelaparan merupakan kejahatan menurut hukum internasional. Tentu saja, setiap tindakan tersebut layak dikecam, baik di Madaya atau Idlib.
“Apakah harus ada pendakwaan, tentu saja, memang semestinya begitu. Setidaknya harus ada pertanggungjawaban atas kejahatan ini.”
Pernyataan Zeid, pangeran Yordania yang menjabat sebagai pejabat tinggi UNHCR sejak September 2014, disampaikan seiring beredarnya kabar, konvoi bantuan, yang kedua pada pekan ini, sudah memasuki Madaya.
PBB menyerukan evakuasi terhadap hampir 400 penduduk di kota itu yang membutuhkan perawatan medis secepatnya.(AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...