Memelihara Kesetiaan
Kesetian memang harus diperjuangkan.
SATUHARAPAN.COM – Ketika melihat tayangan pernikahan selebritis di televisi, wah bukan main mewahnya, dari pakaian pengantinnya, pestanya, acaranya, komentatornya, semua heboh dan terkesan glamor. Beberapa bulan kemudian, belum ganti tahun, selebritis yang sama muncul lagi di teve, tetapi lain episode. Kali ini masing-masing didampingi pengacaranya menggugat cerai perkawinan mereka, dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lagi. Lha, kok gampang amat ya, sudah habis pesta yang konon menelan biaya miliaran rupiah, sekejap sudah bubar!
Memelihara kesetiaan bukan barang sulit sebenarnya, tetapi juga tidak mudah-mudah amat. Sedikit saja tergelincir, selesai sudah sebuah ikrar janji kesetiaan yang pernah terucap, lalu menguap entah kemana.
Kesetiaan pasangan adalah janji dan komitmen, lalu diwujudkan lewat aksi bersama untuk memegang teguh janji tadi, sekaligus membangun saling pengertian, keterbukaan, dan bersedia menerima apa adanya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kesetiaan dalam pekerjaan kurang lebih sama: komitmen, lalu loyal pada pekerjaan yang tengah ditekuni disertai totalitas dalam melaksanakannya. Kesetiaan dalam pelayanan juga sama: tidak dengan mudah meninggalkan ladang pelayanan sementara sedang dibutuhkan, tetap bertekun meski kadang tidak nyaman, karena memang itulah risikonya.
Dalam kehidupan modern sekarang ini kesetiaan menjadi barang nomor sekian. Orang cenderung gampang beralih pandangan dan hati ketika melihat sesuatu yang baru dan kelihatan lebih menarik. Tampaknya kesetiaan perlu diperbarui setiap saat, untuk mengingatkan komitmen dan janji agar tetap dipegang teguh. Bisa dalam wujud setia kepada pasangan, setia pada pekerjaan, setia pada pelayanan, dan setia kepada Tuhan.
Setia berarti taat, patuh. Setia bukan hanya taat dan patuh pada orang yang disetiainya, tetapi pada komitmen dan janji itu sendiri. Setia berarti melatih diri sendiri untuk belajar konsisten. Setia berarti sanggup mengalahkan diri sendiri, ketika egoisme muncul disertai kobaran api kemarahan dan gejolak keinginan untuk berpaling ke lain sasaran.
Kesetiaan memang harus diperjuangkan karena ia tidak hadir begitu saja lalu bersemayam. Ia butuh kerja keras untuk menjaganya. Ia butuh hati yang tulus untuk tempat persinggahannya.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor: Yoel M Indrasmoro
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...