Memikirkan Apa yang Dipikirkan Allah
Karya penyelamatan Allah memang tidak mengambil jalan kemegahan, melainkan jalan penderitaan—via dolorosa.
SATUHARAPAN.COM – ”Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Mrk. 8:33). Bagaimanakah perasaan Saudara saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Yesus ini? Keras bukan? Mungkin ada di antara kita yang merasa tak enak hati sendiri, merinding, karena tahu bahwa kalimat ini tidak ditujukan kepada Iblis, tetapi kepada Simon Petrus, salah seorang murid kesayangan.
Belum lagi, beberapa saat sebelumnya dia lantang berkata kepada Yesus, ”Engkau adalah Mesias.” (Mrk. 8:29). Petrus mengakui bahwa Yesus, Sang Guru, adalah Juru selamat dan Tuhan.
Tampaknya, ada perbedaan paradigma antara Yesus dan Petrus mengenai hakikat Mesias. Di mata Yesus, Mesias harus menderita untuk menjalani misinya. Pendapat Petrus berbeda. Karena itulah, Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia: ”Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau” (Mat. 16:22).
Mengapa Petrus berbuat begini? Agaknya, Petrus amat mengasihi Yesus. Dan Petrus tidak sendirian. Bisa jadi para murid juga tak begitu mengerti akan jalan yang akan ditempuh Sang Guru. Dalam hati, mungkin mereka bertanya-tanya: ”Bagaimana mungkin Yesus mati dibunuh? Bukankah Dia mampu membangkitkan orang mati? Mungkinkah orang membunuh-Nya? Bukankah itu merupakan suatu kemustahilan?”
Reaksi tegas Yesus memperlihatkan dengan jelas betapa besarnya perbedaan pandang antara Guru dan murid. Di satu sisi, para murid mengaku bahwa Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan. Itu berarti penderitaan yang akan dialami Yesus merupakan kemustahilan. Namun, di sisi lain, Yesus menegaskan bahwa Mesias harus menderita. Penderitaan itu bukanlah sesuatu yang dipaksakan kepada Yesus, tetapi merupakan kehendak-Nya sendiri.
Itulah misi kehadiran Yesus di dunia. Karya penyelamatan Allah memang tidak mengambil jalan kemegahan, melainkan jalan penderitaan—via dolorosa. Penderitaan bukan karena paksaan orang lain, tetapi karena kerelaan hati Yesus sendiri.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...