Menag: Ancaman ISIS untuk Indonesia Sangat Besar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan acaman ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dalam konteks di Indonesia itu sangat besar.
“Saya pikir ancaman ISIS dalam konteks Indonesia itu sangat besar, bahkan persoalan yang serius menurut saya, karena pengertian yang dibawa oleh ISIS ini bukan hanya bertentangan dengan pengertian mayoritas umat Islam di Indonesia, tetapi bisa menganggu bahkan merusak sendi-sendi kehidupan kita berbangsa dan bernegara,” kata Lukman Hakim seperti dikutip dari BBC di Jakarta, Rabu (17/9).
Menurut dia, Karena mereka punya pengertian yang sangat khas yang sangat bertentangan dengan pengertian mayoritas umat Islam di Indonesia yang ahlul sunnah wal jamaah, Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang sangat toleran, Islam yang penuh kedamaian dan Islam yang sama sekali menolak kekerasan.
“Sementara kehidupan berbangsa Indonesia dengan berdasarkan Pancasila, dimana Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, yang plural tidak hanya etnis tetapi juga bahasa dan agama itu akan terganggu dengan itu,” katanya.
Menag mengatakan, sejauh ini pengaruh ISIS di Indonesia belum besar, tetapi embrio sekecil apapun yang dapat merongrong dan mengancam keutuhan kita sebagai bangsa Indonesia.
“Ini harus ditanggapi serius, seperti demo dengan membawa bendera, mereka sudah merekrut para pendukung untuk kegiatan mereka. Meski gerakannya masih sporadis tetapi harus serius diantisipasi oleh pemerintah Indonesia,” katanya.
Menag menambahkan pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam ini kementerian agama dengan cara pendekatan soft power.
“Jadi intinya melalui tokoh-tokoh agama, pemuka agama, melaui ormas keagamaan, kita ingin menyebarkan pemahaman apa yang dibawa oleh ISIS ini bertolak belakang dengan pemahaman keagamaan kita. Yang paling baik adalah umat Islam memiliki filter pada dirinya dengan pengetahuan yang cukup,” katanya.
Bahwa Islam yang benar adalah Islam yang menebar kemaslahatan bagi sesamanya, Islam yang penuh perdamaian, Islam yang toleran. Islam yang memanusiakan manusia dan bukan memaksakan kehendak. Hal seperti itu yang harus diterjemahkan melalui proses penyadaran.
“Kami sudah mengadakan pertemuan nasional dengan ormas Islam dan dihadiri oleh tokoh agama, sehingga mereka bisa menularkan di masyarakat masing-masing,” katanya.
Editor : Bayu Probo
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...