Menag: Bedakan Secara Bijak Politik Agama dengan Politisasi Agama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memaparkan pesan utama agama dan bagaimana relasi agama dalam menyambut hajat politik lima tahunan yakni Pileg dan Pilpres 2019.
Paparan dan pandangan tersebut disampaikan Menag Lukman Hakim dalam dialog Silaturahmi Kamtibnas tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda 2018 di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/7).
Dialog dan silaturahmi bersama Menag, KPU, dan Bawaslu yang dihadiri ratusan perwakilan ormas keagamaan pemuda dan tokoh masyarakat itu dipandu Direktur Utama TVRI Helmi Yahya.
Menag Lukman Hakim menegaskan pesan utama agama adalah kedamaian. Politik dan agama sejatinya memiliki tujuan mulia. Agama adalah rahmat dan politik bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat. Menag juga mengajak peserta silaturahmi untuk bijak mencermati politik agama dengan politisasi agama.
Politik agama adalah pemahaman dimana dalam berpolitik nilai agama menjadi pijakan utama bahkan menjadi ruh, jiwa, spirit dan landasan dalam aktivitas politik.
“Sementara politisasi agama kebalikannya atau menjadikan nilai-nilai agama sebagai sarana untuk mencapai agenda dan target politik. Politisasi agama menjadikan kekuasaaan sebagai target utama. Inilah yang kemudian menjadi persoalan serius bagi kehidupan beragama dan berbangsa,” kata Menag.
“Indonesia adalah negara agamis. Menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita segenap bangsa Indonsia untuk menjaganya,” Menag menambahkan.
Silaturahmi Kamtibnas 2018 mengusung tema “Wujudkan Pemilu 2019 yang Aman dan Damai” secara resmi dibuka Kabaintelkam Mabes Polri, Komjen Pol Lutfi Lubianto dan turut dihadiri perwakilan KPU, dan Bawaslu RI. (kemenag.go.id)
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...