Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 18:05 WIB | Selasa, 15 November 2016

Menag: Gelar Perkara Penistaan Agama Cara Beradab

Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (tengah) menyapa warga saat melakukan "blusukan" di kawasan Bali Mester, Jatinegara, Jakarta, Selasa (15/11). Ahok tidak menghadiri gelar perkara terkait kasus dugaan penistaan agama sebagai terlapor dan ia lebih memilih melakukan "blusukan" untuk menyerap aspirasi warga. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan gelar perkara kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama merupakan cara yang beradab.

"Saya pikir seluruh masyarakat Indonesia semakin dewasa. Jadi itulah cara kita untuk menyelesaikan masalah, dan itu merupakan cara masyarakat yang beradab di negara kita," kata Lukman ditemui di Gedung Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, hari Selasa (15/11).

Lukman juga mengatakan upaya gelar perkara yang dilakukan oleh Polri sebagai langkah yang tepat.

Bagi penegak hukum, dia berharap agar dapat berlaku adil dalam proses pemeriksaan perkara dugaan penistaan agama tersebut.

Menag juga percaya dengan umat Islam yang bisa menahan diri untuk tidak bertindak gegabah terkait kasus yang menyangkut Ahok.

"Karena proses hukumlah yang harus mengadili ini, bukan cara sepihak yang harus main hakim sendiri. Saya sangat percaya, umat Islam Indonesia percaya betul akan hal ini," ucapnya.

Menurut dia, para saksi ahli yang didatangkan dalam gelar perkara tersebut merupakan orang-orang yang berkemampuan di bidangnya masing-masing.

"Kami bukanlah pihak yang ahli sehingga kita tidak bisa memberikan keterangan berdasarkan keahlian dalam kasus ini. Karena yang diperlukan dalam kasus ini `kan ahli Al Quran, ahli pidana, ahli bahasa. Di tiga keahlian yang dibutuhkan itu Kemenag dengan rendah hati merasa seluruh jajaran Kemenag tidak memiliki keahlian dan kompetensi untuk memberikan keterangan itu," kimbuhnya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home