Menag Imbau Pemuda Khonghucu Berkontribusi untuk Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri sekaligus membuka secara resmi Kongres I Pemuda Agama Khonghucu Indonesia (Pakin) di Jakarta pada Minggu malam (9/9/2018).
Pembukaan Kongres kali pertama Pakin tersebut ditandai dengan pengalungan tanda peserta dan pemukulan tambur oleh Menteri.
Dalam sambutannya Menag mengatakan, Kongres I Pakin merupakan perhelatan penting bagi para pemuda agama Khonghucu untuk berhimpun diri dalam wajah Indonesia.
“Kepada segenap peserta Kongres I Pakin untuk selalu menjunjung tinggi nilai agama sesuai ajaran Khonghucu yakni cinta kasih, kebenaran, kesusilaan, dan kebijaksanaan,” kata Menag.
Kongres I Pakin digelar 9-11 Sepetember 2018 dan diikuti seluruh fungsionaris yang tersebar di Indonesia. Tampak hadir Ketua Umum Matakin, Uung Sendana, Dewan Rohaniawan Matakin, Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu Mudhofir, serta perwakilan sejumlah ormas lintas agama.
Menag juga mengimbau kepada pemuda Khonghucu untuk memberikan sumbangsih dan kontribusi untuk bangsa dan negara. “Sudah saatnya pemuda Khonghucu memberikan sumbangsih dan kontribusi kepada negara dan bangsa. Mari tanamkan nilai-nilai agama pada diri sebab dengan nilai ajaran agama yang baiklah negara ini akan menjadi baik dari segala lini kehidupan,” ujar Menag.
Menag menambahkan, Indonesia adalah negara religius dan diakui oleh dunia. Pasalnya Indonesia menempatkan nilai agama yang tidak bisa dipisahkan dari praktik kehidupan.
“Misalnya dalam acara resmi, kita selalu mengawali atau mengakhirnya dengan doa. Kalau kita dalami Pancasila hakikatnya adalah nilai agama dan ini menjadi modal dasar. Para pendahulu menjadikan agama sebagai perekat kebangsaan. Semua kita sepakat menjunjung tinggi nilai agama yang menjadi landasan bekerja,” Menag menegaskan.
Agama, Menteri melanjutkan, diturunkan agar harkat martabat manusia terpelihara. Agama Khonghucu juga tidak membedakan warna kulit, etnis dan agama yang dianut. Dalam konteks Indonesia dan kebangsaan, para pemuda Khonghucu diminta untuk mampu menangkap esensi dari dalam ajaran agama itu sendiri. Misalnya dengan mengedepankan semangat toleransi.
“Setiap penganut agama harus fanatik dalam artian memegang keyakinan nilai-nilai sisi dalam dari agama yang dianut. Salah satu hal yang harus ditanamkan adalah fanatik yang tidak mudah menyalahkan orang lain. Jadi perlu toleransi dan menghargai orang lain. Semangat agama adalah memanusiakan manusia,” Menteri mengingatkan.
Toleransi, kata Menag, adalah kemauan menghargai perbedaan. Menurutnya, ini yang harus ditumbuhkembangkan di tengah masyarakat majemuk.
“Keindonesian harus kita jaga. Dan ini menjadi tanggung jawab pemuda dalam menjaga Indonesia yang damai dan tanpa konflik horizontal,” kata Menag.
Menyiapkan Pendirian Sekolah Tinggi Agama Khonghucu
Dalam kesempatan tersebut, Menag berpesan agar dalam Kongres kali pertama Pakin ini diselipkan program pendidikan pranikah. Sebab setiap agama berbicara sama dalam mempersiapkan generasi yang lebih baik.
Menag juga menyatakan, saat ini Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Kemenag tengah menyiapkan pendirian Sekolah Tinggi Agama Khonghucu untuk melahirkan guru agama Khonghucu.
“Termasuk sudah menyiapkan anggaran pendirian sekolah tinggi agama Khonghucu untuk tahun 2019. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada donatur dari umat Khonghucu yang bersedia menghibahkan lahannya untuk pendirian sekolah tinggi tersebut. Karena hanya pada warga negara yang memiliki nilai-nilai ajaran agama yang baik maka negara akan menjadi baik,” tutup Menag. (kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...