Menag: Jangan Jelek-jelekkan Agama Lain
SERANG, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak para tokoh agama untuk lebih meneguhkan pemahaman umatnya terhadap esensi dan intisari agama yang penuh kedamaian dan keselamatan.
“Dari pada kita menyalah-nyalahkan pihak lain lebih baik kita membentengi diri kita sendiri, anak-anak kita, generasi muda kita dengan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh guru-guru kita,” kata Menag di Serang, Selasa (16/12).
Untuk umat Islam, Menag meminta para ulama dan kiai untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada umatnya tentang Islam yang ahlussunah waljamaah, Islam yang moderat, Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang tidak menoleransi cara-cara kekerasan dalam menyebarluaskan ajaran agama.
Disinggung tentang pengaturan penyiaran ajaran agama, Menag menjelaskan bahwa pengaturan itu dimaksudkan agar para juru dakwah, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, dalam mendakwahkan, dalam mensyiarkan dan menyebraluaskan ajaran agama itu tidak saling menjelek-jelekan pihak lain, apalagi saling memaki.
“Di beberapa tempat, saya menerima laporan adanya sebagian kita yang ceramahnya itu penuh dengan provokasi bahkan agitasi, bahkan kemudian mencaci maki pihak-pihak lain. Ini sebenarnya tidak perlu karena agama tidak disebarluaskan dengan cara-cara seperti itu,” kata Menag.
Menag membantah anggapan bahwa pengaturan penyiaran agama itu sebagai bentuk kriminalisasi. Menurutnya, pengaturan itu sebatas panduan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dalam menyebarluaskan ajaran agama.
“Jadi kalau sudah sampai memfitnah, mencacai-maki, tentu itu kan melanggar hukum. Ini yang tidak kita kehendaki,” kata Menag.
“Jangan sampai agama dijadikan landasan untuk menyebarluaskan kebencian. Itu prinsipnya!” kata dia. (kemenag.go.id)
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...