Umat Kristen Pakistan di Dubai Gelar Doa Korban Peshawar
DUBAI, SATUHARAPAN.COM – Ratusan umat Kristen Pakistan di Dubai pada Selasa (16/12) malam menggelar acara doa bersama bagi korban penyerangan sekolah di Peshawar, Pakistan.
Mereka berkumpul di Gereja Holy Trinity, dalam acara yang juga menjadi bagian dari ibadah Natal, dengan penekanan pada penghormatan bagi korban meninggal dalam peristiwa penyerangan itu dan memperbaharui panggilan untuk membangun dialog antaragama.
Pada Selasa itu, 132 murid dan sembilan orang dewasa di sekolah umum milik angkatan darat di Peshawar, tewas dibantai militan Taliban.
Doa bersama bagi korban serangan pada Selasa itu juga dihadiri itu politikus dan korps diplomatik Pakistan, yang mengucapkan terima kasih atas terselanggaranya doa bersama bagi korban penyerangan.
Lebih kurang 300 hadirin, juga mendengarkan seruan baik dari wakil Muslim dan Kristen Pakistan untuk mengakhiri "diskriminasi" terhadap minoritas Kristen di Pakistan. Umat Kristen diperkirakan kurang dari 2 persen dari keseluruhan penduduk Pakistan.
Mohammad Sarwar, gubernur provinsi Punjab Pakistan, mengatakan Pemerintah Pakistan perlu mengambil tindakan keras kepada siapa pun yang menjadikan orang-orang Kristen target penyerangan. Dia menyebutkan serangkaian insiden di mana kaum minoritas menjadi sasaran hanya karena iman mereka.
"Insiden itu terjadi karena keadilan tidak ditegakkan sepenuhnya. Jika orang-orang ini (penyerang) dihukum, kejadian seperti itu mungkin tidak terulang. Saya berharap pelaku dihukum," kata Sarwar dalam sambutannya. Umat Kristen, menurutnya, mengalami diskriminasi dan pemerintah harus bertanggung jawab untuk memastikan mereka merasa aman dalam menjalani kehidupan.
Javed Malek, duta besar Pakistan di UEA, menambahkan, "Pakistan adalah bagi kita semua, Muslim dan warga nonMuslim, terlepas dari agama."
Malek juga mengutuk serangan hari Selasa itu, dan mengatakan "orang-orang yang menyerang anak-anak yang tidak bersalah adalah musuh kemanusiaan. Tetapi orang-orang Pakistan yang tangguh, berdiri tegak di belakang pemerintah dan angkatan bersenjata dalam perjuangan melawan ekstremisme.”
Dia menambahkan, "Saya harus meyakinkan Anda bahwa (operasi terhadap militan) terus dilakukan dan akan membasmi ekstremisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan membangun Pakistan yang damai, sejahtera dan progresif."
Pendeta John Qadir dari Gereja Kerasulan Baru-Wilayah Teluk, pembawa acara untuk acara itu, meminta kepada umat, untuk "menyatu hati dalam kesedihan yang sama dengan saudara-saudara Muslim” di masa pascaserangan, "Untuk semua yang terjadi di Peshawar dan peristiwa-peristiwa sebelumnya - bagi umat Islam atau Kristen - kita sama-sama dalam kesedihan. Bahkan, seluruh dunia berada dalam kesedihan. Tapi kita tidak akan kehilangan harapan atau menyerah untuk tetap berdoa."
Sementara itu, warga Kristen di Pakistan juga menggelar doa bersama pada Rabu (17/12), sebagai bentuk solidaritas dengan keluarga yang ditinggalkan. Acara doa bersama itu melibatkan sekitar 15.000 orang, dengan menyalakan lilin sepanjang peribadatan. (gulfnews.com/christianinpakistan.com)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...