Menag: Pemaksaan Kehendak Salahi Etika Islam
PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pemaksaan kehendak atas sebuah paham atau keyakinan terhadap agama tidak sesuai dengan etika Islam dan pesan Al-Quran.
“Pemaksaan kehendak atas paham tersebut dalam agama telah menyalahi sistem etika Islam yang dibangun berdasarkan Al Qur’an untuk saling menghargai dalam keberagaman,” tegas Menag saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional Tahun 2014 di Palembang Sport Convertion Center (PSCC), Selasa (23/9).
Penegasan ini disampaikan Menag menanggapi kondisi dunia Islam yang belakangan ini sedang mendapatkan tantangan yang serius berupa munculnya kelompok-kelompok kecil yang mengatasnamakan jihad melalui cara-cara kekerasan.
MTQ Internasional ini dibuka oleh Wakil Presiden Boediono. Hadir dalam seremonial pembukaan, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Guberbur Sumsel Alex Noerdin, Ketua DPRD Prov Sumsel Wasista Bambang Utoyo, Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara, Para Duta Besar dan Perwakilan Negara-Negara Sahabat, para Gubernur, Kepala Kanwil Kemenag Se Indonesia dan undangan lainnya.
“Ini merupakan momentum penting bagi umat Islam agar lebih mendalami dan mengimplementasikan nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Menag.
Di hadapan Wakil Presiden RI Boediono, Menag menyampaikan, Al Qur’an mempunyai nilai universial yang mencakup seluruh sistem privat dan sosial yang telah menginspirasikan umat manusia dalam pembangunan tatanan kehidupan yang lebih baik.
“Spirit Al Qur’an diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Bangsa Indonesia,” ucap Menag.
“Al Qur’an memberikan penekanan arti pentingnya saling mengenal dan kerjasama di tengah-tengah keragaman bangsa dan negara,” katanya. (kemenag.go.id)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...