Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 19:36 WIB | Senin, 06 Juni 2016

Menag: Ramadan Momentum Pengendalian Diri

Lukman Hakim Saifuddin, hari Senin (6/6), di kuliah tujuh menit (kultum) di Musalla Attarbiyah Gedung Kemenag. (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak aparatur Kemenag untuk lebih dalam memaknai puasa, tidak sekedar menahan makan, minum, dan berhubungan suami-istri saja. Menurutnya, menahan berarti pengendalian diri, sehingga hakikat menahan diri adalah pengendalian nafsu. 

Bulan Ramadan menurut Menag adalah kesempatan penting untuk melatih dan mengendalikan hawa nafsu.

“Mengapa nafsu harus dikendalikan?  Karena segala kerusakan di muka bumi ini berawal dari nafsu. Semua masalah, dari persoalan bangsa, masyarakat, RT/RW, tetangga hingga keluarga atau bahkan diri sendiri, semua  berawal dari ketidakmampuan kita mengendalikan nafsu,” kata Lukman Hakim, hari Senin (6/6), di kuliah tujuh menit (kultum) di Musalla Attarbiyah Gedung Kemenag.

Dijelaskan Menag, Al-Quran memilah nafsu menjadi tiga. Pertama, Nafsu Mutmainnah, yaitu nafsu yang membuat pemiliknya tenang dalam ketaatan. Kedua, Nafsu Ammarah. Nafsu ini sangat berbahaya apabila melekat pada diri seorang manusia. Sebab, ia suka mengarahkan manusia kepada perbuatan buruk. Ketiga, Nafsu Lawwamah, yaitu  nafsu yang sudah mengenal baik dan buruk tapi condong ke keburukan. 

Dengan menjalankan syariat puasa, lanjut Menag, umat Islam diharapkan akan lebih arif atau bijak dalam menghadapi segala persoalan. Orang yang arif atau bijak itu lebih dari sekedar tahu atau paham, tapi juga mengetahui implikasi dan beroreinstasi masa depan. Bahkan mampu memahami latar belakang dari sebuah persoalan.  

Selain itu, Menag juga mengingatkan pentingnya dampak puasa dalam kehidupan sosial.  Menurutnya, ketaatan hamba Allah sebagai khalifah harus direfleksikan dalam fungsi sosial.  

“Jadi  jangan lagi punya anggapan, saya buru-buru pulang, saya tinggalkan pekerjaan di kantor, karena di rumah mau baca Al-Quran atau ibadah mahdoh lainya. Padahal masih harus menjalankan tugas melayani,” kata Menag. 

“Menjalankan fungsi sosial juga ibadah, Islam tidak memisahkan itu. Fungsi sosial bagian dari esensi ajaran agama,” kata Lukman Hakim. (kemenag.go.id)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home