Menangkan Kompetisi, Jokowi Ajak Keluar Dari Zona Nyaman
"Untuk memenangkan kompetisi, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu membahu, dan melakukan terobosan-terobosan," kata Jokowi.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 2016 di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara Kompleks Parlemen Jakarta, pada hari Selasa (16/8). Sidang dibuka oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan sekitar pukul 09.00 WIB.
Mengawali pidatonya, Presiden Joko Widodo berterima kasih atas kerja sama yang telah ditunjukkan semua pihak dalam mendukung pemerintah untuk menjalankan amanah rakyat.
"Kegotong-royongan, kekompakan, dan kerja sama yang baik selama ini telah memperlancar upaya kita menjalankan amanah rakyat," kata Presiden Jokowi.
Dalam pidatonya, Presiden mengingatkan tentang era persaingan global yang saat ini sedang dihadapi Indonesia. Presiden menyebut kondisi persaingan yang saat ini dihadapi begitu sengit dan luar biasa kerasnya.
"Untuk memenangkan kompetisi, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu membahu, dan melakukan terobosan-terobosan," kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyinggung tentang kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial yang merupakan tiga masalah utama bangsa Indonesia. Langkah terobosan, kecepatan kerja, dan lembaga-lembaga negara yang kuat dan efektif disebut Presiden sebagai modal bangsa untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Oleh karenanya, Presiden memuji gagasan yang ditawarkan MPR untuk mengkaji sistem perencanaan pembangunan nasional jangka panjang.
"Dalam era kompetisi global sekarang ini, kajian seperti itu kita harapkan dapat mendukung perencanaan pembangunan yang lebih terintegrasi, berwawasan ke depan, dan berkesinambungan," kata Jokowi.
Tampak hadir dalam acara tersebut Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11 Boediono, istri Presiden Republik Indonesia ke-4 Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, dan para pimpinan lembaga negara. (Setpres)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...