Mendag: 100.000 Ton Daging Kerbau akan Masuk Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia kembali mengimpor daging kerbau sebanyak 100.000 ton yang akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat, setelah sebelumnya pada bulan September 2016 mengimpor daging kerbau sebanyak 10.000 ton.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, memastikan daging kerbau akan masuk ke Indonesia secara berkala, sebanyak 70.000 ton pada tahap pertama dan kemudian 30.000 ton pada tahap kedua.
“Dalam proses, saya akan cek. Yang 10.000 sudah (bulan September), tinggal yang 70.000 ton. Setelah 70.000 ton, nanti masuk lagi 30.000 ton,” kata Mendag Enggar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, hari Kamis (13/10).
Mendag mengatakan, pemerintah telah menerbitkan izin untuk impor 100.000 ton daging kerbau dengan menunjuk Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memastikan jaminan kesehatan daging kerbau yang diimpor.
“Izin sudah (terbit yang 70.000 ton), sudah (terbit yang 30.000 ton), sudah, sudah terbit. Kerbau kita suruh masuk tapi Bulog (yang ditugaskan),” kata Enggar.
“Pepresnya Bulog, karena itu kan harus ada kesehatan dan segala macam,” dia menambahkan.
Ketika satuharapan.com menanyakan kapan waktu pastinya daging kerbau tersebut masuk ke Indonesia, Enggar tidak menyebutkan waktu pasti pengiriman daging kerbau tersebut, yang pasti kata dia sampai 100.000 ton tersebut terpenuhi. Enggar juga tidak mengatakan negara asal daging kerbau yang diimpor.
“Impornya sampai datanglah,” kata dia.
Mendag mengaku, bahwa minat masyarakat Indonesia cukup tinggi terhadap daging kerbau. Hal itu dibuktikan Enggar berdasarkan dengan kebijakan izin impor 10.000 ton daging kerbau pada bulan lalu yang habis diserbu masyarakat.
“Minat masyarakat tinggi, karena 10.000 ton habis. 10.000 ton habis,” kata dia.
Mantan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Nasdem itu mengatakan, jika 100.000 ton masih kurang, pemerintah tanpa ragu akan mengeluarkan izin impor daging kerbau lagi.
“Sudah dalam proses 100.000 ton. Sekarang yang keluar 70.000 ton dulu. 70.000 ton kalau kurang kita tambah lagi. Jadi 100.000 ton, kalau kurang kita tambah,” kata dia.
Seraya tersenyum Enggar mengakui daging kerbau enak dimakan tak kalah dengan sate daging kalong (kelalawar) yang menurutnya paling enak di dunia.
“Daging kerbau enak banget, sate kalong paling enak di dunia. Aman. Kenapa enggak aman?” kata dia.
Masalah PMK
Keputusan untuk mengimpor daging dari negara di mana PMK masih ada selama ini telah memunculkan kekhawatiran meningkatnya risiko penularan terhadap ternak Indonesia dan pada gilirannya kepada industri sapi Australia. Padahal, Australia telah membantu Indonesia untuk mendanai pemberantasan PMK di Indonesia pada 1960-an dan 1970-an.
Pada tahun 2009 Indonesia mencoba mengubah undang-undang untuk memungkinkan daging sapi dan sapi impor dari India dan Brasil diperbolehkan masuk. Tetapi ditentang oleh peternak Indonesia dan akhirnya dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi di Indonesia, dengan alasan bahwa hal itu tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia.
Rusia tahun lalu memperbolehkan impor daging kerbau beku dari India, setelah masa pemeriksaan yang panjang. Namun, dalam beberapa bulan telah memberlakukan larangan pada beberapa rumah potong hewan India setelah virus PMK terdeteksi dalam pengiriman daging kerbau India.
India merupakan salah satu eksportir daging sapi terbesar di dunia. India melarang ekspor daging sapi, namun memperbolehkan ekspor daging kerbau.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...