Mendag Minta Jepang Tambah Investasi
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel akan meminta perusahaan-perusahaan asal Negeri Sakura, untuk menambah investasi, sejalan dengan rencana kerja pemerintah Indonesia dalam waktu lima tahun ke depan.
"Saya datang untuk berbicara dengan para principal (pimpinan perusahaan) yang sudah melakukan investasi di Indonesia untuk bagaimana meningkatkan investasi mereka agar lebih besar lagi," kata Rachmat Gobel di sela-sela kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, Minggu (18/1).
Mendag mengatakan, pihaknya akan berbicara tentang bagaimana pengembangan investasi dari Jepang khususnya dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dimana proyek investasi yang diharapkan bertambah tersebut mampu memberikan nilai tambah dari produk-produk Indonesia.
Menurut Rachmat, dengan adanya peningkatan investasi tersebut nantinya akan mendukung rencana Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor non-migas sebesar 300 persen dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
"Pertama (kita akan) berdiskusi, saya akan sampaikan tentang visi Presiden Joko Widodo dan bagaimana ke depan (investasi) sejalan dengan rencana pemerintah, baik kedaulatan pangan, maritim, dan pengembangan infrastruktur," ujarnya.
Salah satu hal yang akan diarahkan untuk memberikan nilai tambah, lanjut Rachmat, antara lain adalah terkait dengan ketahanan pangan, dimana Jepang memiliki teknologi untuk pasca panen dan juga meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri agar nantinya bisa diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah tinggi.
"Pertumbuhan penduduk kita cukup besar, sekarang bagaimana kekayaan Indonesia tersebut bisa diberikan nilai tambah sebesar-besarnya," kata Rachmat.
Selama kunjungannya ke Tokyo,Mendag akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Investasi Jepang Yoichi Miyazawa, untuk menyampaikan rencana pemerintahan Joko Widodo selama lima tahun ke depan terutama di bidang perdagangan.
Selain itu, Rachmat juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan perusahaan besar Jepang yang sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia antara lain, Toyota, Mitsui, Itochu, Honda, dan Epson.
Lainnya, ujar Rachmat, salah satu pabrikan kendaraan roda empat Toyota juga sudah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, namun untuk ke depannya bagaimana meningkatkan investasi khususnya untuk memperkuat struktur industri dalam negeri.
"Saya merasa optimis dengan Jepang, selama 56 tahun hubungan antara ke dua negara kita melihat mereka konsisten investasinya, tidak keluar begitu saja," ujar Rachmat.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang Januari-September 2014, nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 21,7 miliar dolar AS.
Dimana Jepang masih berada pada posisi ke dua dengan total investasi sebesar 2,0 miliar dolar AS di bawah Singapura yang tercatat 4,9 miliar dolar AS. Sementara untuk urutan ke tiga, Belanda berinvestasi sebesar 11,5 miliar dolar AS, disusul Inggris sebesar 1,4 miliar dolar AS dan Malaysia 983,9 juta dolar AS.
Sementara jika dibandingkan dengan data pada 2013, realisasi investasi Jepang mencapai 3,6 miliar dolar AS atau 17,2 persen dari total PMA, yang berada di atas Singapura dengan total reaslisasi sebesar 3,1 miliar dolar AS.
Sementara untuk urutan ketiga adalah Amerika Serikat dengan porsi 9,4 persen atau senilai 2,0 miliar dolar AS, Korea Selatan 7,7 persen atau senilai 1,6 miliar dolar AS dan Inggris sebesar 1,0 miliar dolar AS atau 4,6 persen. (Ant)
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...