Mendag Pastikan 10.000 Ton Daging Kerbau Impor Sudah Masuk
Mendag Enggar juga memastikan telah melakukan koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjual daging kerbau impor seharga Rp 65.000 per kilogram.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, memastikan 10.000 ton daging kerbau telah masuk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan perayaan Idul Adha tahun 2016.
Hal itu dipastikan Mendag Enggar kepada satuharapan.com di Istana Negara, Jakarta, hari Jumat (9/9).
"Daging kerbau dari India 10.000 ton yang sudah masuk," kata Mendag Enggar.
Pada akhir bulan Agustus, Menteri Pertanian Amran Sulaiman ketika ditanya daging impor yang dimaksud apakah daging sapi atau daging kerbau, Amran tidak mau memberikan jawaban. Ia hanya mengatakan harga daging impor untuk Idul Adha tersebut akan dijual di bawah Rp 80.000 per kilogram.
“Pokoknya jangan ditanya daging apa. Daging kami siapkan. Daging sapi, daging apa saja kami siapkan dan harganya di bawah Rp 80.000 per kilogram,” kata Amran usai melakukan pertemuan koordinasi stabilisasi pasokan dan harga bahan pokok dan strategis di Auditorium gedung D Kementerian Pertanian, Jalan Ragunan, Jakarta Selatan, hari Senin (29/8).
Mendag Enggar juga memastikan telah melakukan koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjual daging kerbau impor seharga Rp 65.000 per kilogram.
"Daging dari kerbau India (dijual) jadi Rp 65.000 per kilogram. Itu juga sudah ada pembicaraan dengan Bulog," kata Enggar.
Daging Beku
Sebelumnya, Direktur Pengadaan Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Wahyu, mengatakan pihaknya akan terus melakukan impor daging beku hingga beberapa waktu ke depan.
Dia mengungkapkan Bulog akan mengimpor lagi daging beku hingga 7.500 ton dari Australia dan negara-negara yang ditunjuk, termasuk India.
“Impor daging beku masih ada 7.000 ton lagi. Angkanya tidak tahu persis, tapi kita masih punya 7.500 ton. Kita akan lakukan importasi terus dari Australia dan negara-negara lain, termasuk dari India,” kata Wahyu di Cikini, Jakarta, hari Kamis (28/7).
Namun Wahyu tidak menjelaskan daging beku yang diimpor apakah daging kerbau, daging sapi, atau campur keduanya.
“Kita komitmen sesuai penugasan dan sesuai perintah harus kita realisasikan. Kalau Bulog itu sifatnya penugasan, jadi ketika ditugaskan apapun penugasannya termasuk mendatangkan daging dan jeroan harus kami laksanakan,” katanya.
Sementara mengenai ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK), Wahyu mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Pertanian untuk menjamin daging beku impor aman untuk di konsumsi masyarakat Indonesia.
“Itu harus ke Kementerian Pertanian. Kalau izin sudah diterbitkan, Permentan dan pokoknya semua sudah ada berarti sudah aman untuk hal-hal seperti itu (PMK) di Kementerian Pertanian ranahnya,” katanya.
Masalah PMK
Keputusan untuk mengimpor daging dari negara di mana PMK masih ada selama ini telah memunculkan kekhawatiran meningkatnya risiko penularan terhadap ternak Indonesia dan pada gilirannya kepada industri sapi Australia. Padahal, Australia telah membantu Indonesia untuk mendanai pemberantasan PMK di Indonesia pada 1960-an dan 1970-an.
Pada tahun 2009 Indonesia mencoba mengubah undang-undang untuk memungkinkan daging sapi dan sapi impor dari India dan Brasil diperbolehkan masuk. Tetapi ditentang oleh peternak Indonesia dan akhirnya dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi di Indonesia, dengan alasan bahwa hal itu tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia.
Rusia tahun lalu memperbolehkan impor daging kerbau beku dari India, setelah masa pemeriksaan yang panjang. Namun, dalam beberapa bulan telah memberlakukan larangan pada beberapa rumah potong hewan India setelah virus PMK terdeteksi dalam pengiriman daging kerbau India.
India merupakan salah satu eksportir daging sapi terbesar di dunia. India melarang ekspor daging sapi, namun memperbolehkan ekspor daging kerbau.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...