Duterte Minta Maaf kepada Jokowi
Duterte memohon maaf kepada Presiden Jokowi terkait dengan sering terjadinya peristiwa penyanderaan awak kapal Indonesia di perairan Filipina.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte di Istana Merdeka, Jakarta, hari Jumat (9/9) sore.
Presiden Jokowi mengatakan telah melakukan pembahasan mulai dari persoalan calon haji warga negara Indonesia (WNI), sandera WNI, hingga terkait masalah keamaan Laut Sulu.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Duterte untuk kerja sama dan upaya penyelesaian terhadap ketiga hal tersebut.
"Yang pertama saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Duterte, terhadap 177 orang calon haji kita yang bermasalah dan 168 sudah diselesaikan. Kami ucapkan terima kasih. Dan sembilan (sandera) masih di Manila. Kami juga tadi minta agar dibantu untuk secepatnya diselesaikan," kata Jokowi dalam konferensi pers.
Kedua, Jokowi mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah diberikan pemerintah Filipina, oleh Presiden Duterte atas masalah yang kira-kira ada 700 WNI kita yang saat ini berada di Saudi Arabia yang sedang menunaikan ibadah haji tapi lewat kuota dari Filipina.
"Tadi Presiden Duterte sudah sampaikan untuk juga ini bisa diselesaikan bersama-sama," kata Jokowi.
Kemudian yang ketiga Jokowi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Duterte atas kerja sama dalam menjamin keamanan di Laut Sulu.
"Kita harapkan ke depan tidak ada masalah keamanan lagi di Laut Sulu dan kita akan sama-sama berpatroli demi keamanan di Laut Sulu," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Duterte juga sepakat untuk mengawali pembicaraan peningkatan kerja sama kedua negara, utamanya dalam hal keamanan perairan.
Duterte memohon maaf kepada Presiden Jokowi terkait dengan sering terjadinya peristiwa penyanderaan awak kapal Indonesia di perairan Filipina.
"Saya sangat menyesal, Pak Presiden, bahwa kadang-kadang pengiriman batubara yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik di negara saya terhambat karena pembajakan," kata Duterte.
Presiden Duterte menambahkan kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam hal penanganan terorisme dan ekstremisme, penyebaran dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga disinggung olehnya.
"Kami sepakat untuk bekerja sama untuk mencegah, menangkap, dan mengadili para pelaku teror di lingkungan kita. Kami juga berbagi keresahan yang sama soal penyebaran obat-obatan terlarang dan dampaknya pada masyarakat kita," kata Duterte.
Blusukan ke Pasar Tanah Abang
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Presiden Duterte blusukan atau berkunjung ke Pasar Tanah Abang, Blok A, Jakarta Pusat, hari Jumat (9/9) siang.
Presiden Jokowi tiba sekiitar pukul 14.07 WIB dan tak lama berselang disusul Presiden Duterte. Keduanya berjalan bersama menuju pintu masuk gedung Blok A yang menjadi tempat penjualan berbagai model busana.
Saat berada di dalam, kedua pemimpin negara langsung disambut ratusan tepuk tangan dari warga. Kemudian, warga mulai mengerumuni rombongan Presiden yang melihat secara langsung kondisi pasar.
Kedua kepala negara tersebut langsung menuju kios pedagang busana dan sempat berdialog bersama dengan penjual.
Kunjungan Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte tidak berlangsung lama, hanya sekitar 30 menit berkeliling di gedung Blok A, Pasar Tanah Abang kemudian langsung meninggalkan lokasi. Terlihat di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ikut blusukan bersama rombongan.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...