Mendag Pastikan Perundingan IEU CEPA Dilanjutkan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan RI, Thomas Trikasih Lembong, memastikan perundingan kerja sama perdagangan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) tetap dilanjutkan meskipun Inggris keluar dari Uni Eropa (Britain to Exit/Brexit).
Menurut dia, proses IEU CEPA tetap dilanjutkan seraya menunggu situasi Uni Eropa yang masih sibuk dengn Brexit.
“Pasti lanjut, pasti lanjut, ini (CEPA) mengenai Eropa ya. Proses CEPA dengan Uni Eropa sudah pasti akan lanjut, tapi sementara ini tentunya kami memaklumi kalau Uni Eropa masih sibuk dengan Brexit,” kata Tom Lembong menjawab pertanyaan satuharapan.com di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, hari kamis (30/6).
Mendag mengaku telah berkomunikasi dengan Duta Besar (Dubes) Uni Eropa di Jakarta dan Dubes Inggris di Jakarta untuk memutuskan langkah selanjutnya terhadap IEU CEPA.
“Saya sudah berkomunikasi terus baik dengan Dubes Uni Eropa di Jakarta maupun dengan Dubes Inggris di Jakarta dan kami berniat untuk mengambil sikap yang positif kepada Uni Eropa maupun Inggris,” katanya.
Sebelumnya, Xin Hua melaporkan dari London bahwa rakyat Inggris yang menginginkan negaranya keluar dari UE pada Jumat (24/6) pagi waktu setempat memenangi referendum Brexit dengan mencatat perolehan 52 persen dari 71 persen suara yang masuk.
Dari total suara yang masuk tersebut, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan, sementara sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari UE.
Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun. Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.
Wujudkan Nawacita
Thomas bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin telah melakukan pertemuan dengan pihak Komisi Eropa guna membahas scoping paper (ruang lingkup) IEU CEPA pada kunjungannya ke Brussel, tanggal 4-5 April 2016 lalu. Mereka juga melakukan pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Komisi Eropa.
Implementasi IEU-CEPA ini supaya mampu mewujudkan agenda prioritas pemerintah (Nawacita), yaitu meningkatnya produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, khususnya Eropa.
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Brussel bertemu Presiden Parlemen Uni Eropa Martin Schulz, hari Kamis, 21 April 2016, di Kantor Presiden Uni Parlemen Eropa di Brussels. Setelah pertemuan itu Jokowi meminta para menterinya untuk segera menindaklanjuti hasil kesepakatan dan kerja sama saat kunjungan kenegaraannya ke Eropa pada 17-23 April 2016.
"Segera dilakukan, sehingga kesempatan yang sudah ada, ada tindaklanjutnya," kata Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas yang membahas hasil kunjungan ke Eropa di Kantor Presiden, Jakarta, hari Senin (25/4/2016).
Sementara terkait hasil kunjungan ke Uni Eropa, Presiden meminta tindak lanjut dari Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang telah menyelesaikan scoping paper yang memuat aspirasi bersama mengenai kedalaman dan cakupan skema kerja sama tersebut.
"Setelah menyelesaikan scoping paper agar negoisasinya segera dilaksanakan. Apa yang dibicarakan kemarin harus ada tindaklanjut," kata Presiden.
Turun 5,4 Persen
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada lima tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan total nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa turun sekitar 5,4 persen per tahun. Hal itu berdampak pada penurunan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar 14,5 persen per tahun pada periode waktu yang sama.
Sementara itu, pada 2015, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa hanya mencapai USD 3,5 miliar atau turun 16,7 persen dibandingkan nilai tahun sebelumnya yang mencapai USD 4,2 miliar.
Ekspor Indonesia ke Uni Eropa masih didominasi produk primer pertanian seperti minyak kelapa sawit, karet alam, dan kopra. Sebaliknya produk impor Indonesia dari Uni Eropa didominasi produk-produk industri seperti permesinan, peralatan telekomunikasi, suku cadang pesawat terbang, dan obat-obatan.
Dari sisi penanaman modal asing, nilai realisasi investasi Uni Eropa di Indonesia juga cenderung menurun. Pada 2014, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia mencapai USD 3,8 miliar, dan turun menjadi USD 2,3 miliar pada 2015. Investasi Uni Eropa hanya menempati peringkat ke-4 terbesar bagi Indonesia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...