Mendagri Jerman Usulkan Kesepakatan dengan Afrika Utara Atasi Pengungsi
BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Dalam Negeri Jerman pada hari Minggu (3/4) mengatakan arus masuk pengungsi ke Eropa sudah mencapai puncaknya, dan kesepakatan dengan negara-negara Afrika Utara diperlukan untuk mencegah migrasi massal ke depannya.
Kesepakatan kontroversial antara Uni Eropa (UE) dan Turki berlaku pada hari ini, Senin (4/4). Berdasarkan kesepakatan itu, Ankara berjanji memulangkan para imigran dari Yunani sebagai salah satu negara anggota UE, dan juga berencana menyediakan sarana transportasi yang memadai bagi para pengungsi Suriah ke organisasi regional 28 negara Eropa tersebut.
Pada tahun lalu, Jerman menampung lebih dari sejuta pengungsi dan imigran, dan kini arus masuk pencari suaka ke negara itu turun tajam menjadi sekitar 140 orang per harinya melalui perbatasan dengan Austria, kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere.
“Saya dapat mengatakan dengan sangat hati-hati bahwa puncak krisis pengungsi sudah berlalu,” kata de Maiziere seperti dilansir surat kabar tagesspiegel am Sonntag beberapa pekan setelah negara-negara Balkan menutup perbatasan mereka dari serbuan para imigran.
Namun, de Maizire menambahkan bahwa “masih terdapat beberapa masalah yang harus kita atasi.”
“Hal itu termasuk pengimplementasian kesepakatan yang dicapai bersama Turki, dan juga mencari solusi atas potensi imigran menggunakan rute alternatif seperti Libya dan Italia,” ujarnya.
“Jika para imigran menggunakan rute tersebut, kita perlu mencari solusi bersama seperti yang kita lakukan bersama Turki dan juga berunding dengan negara-negara Afrika Utara,” tambahnya. (Ant).
Editor : Bayu Probo
Victor Gyokeres Pemain Terbaik Swedia 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyerang Sporting CP, Viktor Gyokeres terpilih sebagai pemain terbaik Sw...