Mendengarkan Suara Relung Hati
"Qui habet aures audiendi, audiat. Siapa yang memiliki telinga untuk mendengar, hendaknya dia juga mendengarkan"
SATUHARAPAN.COM - Salah satu kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia yaitu 'mendengar'. Manusia yang memiliki telinga atau kuping sebagai alat pendengaran mempunyai makna yang amat penting dan fundamental dalam hidupnya.
Sungguh agung dan akbar Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Karya agung ciptaanNya tak mampu dirumuskan secara sempurna dengan kata-kata manusia fana yang amat terbatas. Karya ciptaanNya mengatasi segala karya yang pernah ada; karya akbarNya tak ada pembandingnya.
Lihatlah manusia yang Ia ciptakan secara khusus dan istimewa, dan yang amat berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki fisik, pikiran, akal budi, perasaan dan berbagai kemampuan lainnya yang memungkinkan manusia mengekspresikan kediriannya secara optimal sesuai dengan tugas panggilannya sebagai manusia.
Pemimpin mendengar suara rakyatnya, guru mendengar suara muridnya, suami-istri, anak dan orangtua mesti hidup dengan saling mendengar. Umat beragama mendengar firman Tuhan yang ada dalam Kitab Suci. Keluarga Besar bangsa yang majemuk mesti saling mendengar. Dari mendengar kita memberi simpati dan empati.
Sebagai umat beragama kita harus terbiasa mendengar suara dan lantunan dari Kitab Suci semua agama, mendengar suara azan, mendengar kidung nyanyian Gereja, mendengar lantunan umat membaca Al Fatihah, Al Ikhlas dan bacaan keagamaan dari enam agama besar yang ada.
Selain itu mendengar para sahabat dari Kepepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa menyampaikan problematika yang mereka hadapi di lapangan, mendengar dan menghayati kedalaman pemikiran agama Bahai, mendengar suara para akademisi, para praktisi, para milenial, mereka yang berkebutuhan khusus,mendengar keluhan dan isaktangis santriwati yang diperlakukan taksenonoh oleh gurunya, mendengar pebgakuan para korbab kekerasan seksual, Ya mendengar banyak hal dari banyak orang yang dapat membarui mindset kita.
Mesti ada ruang dalam hati kita untuk mendengar dan menikmati khazanah spiritualitas bangsa kita tanpa harus menutup telinga dan atau menghakimi. Mari mendengar dengan baik, termasuk suara suara yang tak mampu lagi terucapkan yang meluap dari relung hati paling dalam.
Selamat Mendengarkan. God bless NKRI yang majemuk.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...