Mendikbud Apresiasi Pendidikan Lalu Lintas Masuk Sekolah
MEDAN, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengapresiasi kerja sama Dinas Pendidikan Sumatera Utara dan Kepolisian Daerah Sumut yang memasukkan pendidikan lalu lintas ke dalam mata pelajaran.
"PLL yang dijadikan pelajaran muatan lokal pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus di wi Provinsi Sumut perlu diapresiasi karena sangat bermanfaat," katanya di Medan, Kamis (1/12).
Dia mengatakan itu, usai menyaksikan nota kesepahaman (MoU) PLL di sekolah yang ditanda tangani Gubernur Sumut HT Erry Nuradi dengan Kepala Polda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.
Semakin diapresiasi karena program Sumut - Polda Sumut itu menjadi pionir pendidikan lalu lintas di sekolah.
Muhadjir mengatakan, MoU dalam rangka membangun kemitraan di bidang pendidikan berlalulintas di seluruh sekolah di Sumut itu sejalan dengan apa yang ada dibenaknya bagaimana membangun penguatan pendidikan karakter (P3K) kepada peserta didik khususnya di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Dia mengatakan, sejak ia dipercaya menjadi Mendikbud, kementerian yang dipimpinnya gencar melakukan gerakan P3K.
Sejak tiga bulan terakhir ini misalnya, kementerian sudah menunjuk 500 sekolah percontohan penerapan P3K.
Pada tahun depan, jumlah itu akan ditingkatkan menjadi sebanyak 1.000 sekolah percontohan penerapan P3K tersebut.
"Dengan adanya program PLL di Sumut, tentunya bisa semakin sejalan sengan P3K sehingga pendidikan karakter di sekolah di Sumut akan sangat sempurna," kata Menteri.
Kemendikbud, kata dia, menilai pentingnya pendidikan karakter karena sekolah diharapkan bisa menjadi rumah kedua bagi siswa.
Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengatakan, program PLL karena mengacu pada data WHO, Indonesia berada di peringkat kelima tertinggi kecelakaan lalu lintas setelah Tiongkok, India, Nigeria dan Brasil.
Kondisi ini, diperburuk lagi dengan data yang menjelaskan kalau dalam dua tahun terakhir ini kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan TBC.
Sumut sendiri, merupakan peringkat keempat angka kecelakaan lalu lintas tertinggi di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dengan rata-rata per hari menelan korban jiwa lima orang.
Dengan model pengintegrasian pendidikan lalu lintas ke dalam mata pelajaran siswa SD dan tingkat menengah, diharapkan pelajar dapat mudah memahami mewujudkan etika dan budaya berlalu lintas dan terciptanya budaya masyarakat yang berbudaya tertib berlalulintas.
"Diharapkan dengan pemahaman berlalulintas itu dapat menekan angka laka lantas," kata Erry. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
OpenAI Luncurkan Model Terbaru o3
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Dalam rangkaian pengumuman 12 hari OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan...