Mendikbud Diharap Wujudkan Metode Pendidikan Berbasis Teknologi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nadiem Makarim yang baru saja dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) diharapkan bisa mewujudkan metode pendidikan berbasis teknologi.
Ketua Bidang Kajian Kebijakan Publik Generasi Optimis (GO) Indonesia Bayu Endro Winarko di Jakarta, Kamis (24/10), mengatakan sosok Nadiem Makarim yang sukses melahirkan decacorn Go-Jek di era disrupsi hanya dalam waktu kurang dari 8 tahun diharapkan bisa menerapkan inovasinya di bidang pendidikan dan kebudayaan.
“Dengan ditunjuknya Nadiem menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Indonesia Maju diharapkan bisa menutup celah masih tertinggalnya metode pendidikan di Indonesia yang merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Menurut dia, tantangan mewujudkan pendidikan di era 4.0 adalah target pekerjaan yang harus diselesaikan Nadim dalam era kedua pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Digital tidak sekadar teknologi seperti AI, Big Data, IoT, atau Digital Voice, tapi menyangkut habit atau budaya. Pesatnya teknologi apabila tidak diarahkan dan digunakan dengan tepat, akan menjadi sia-sia," jelas Bayu yang juga pakar marketing digital itu.
Penggabungan teknologi dalam metode proses belajar-mengajar yang akan mendorong budaya generasi muda dalam belajar adalah terobosan bagi Indonesia yang saat ini berada di puncak bonus demografi.
Selanjutnya ia menambahkan, Habit dan Habitat diyakini akan tercipta dalam bidang pendidikan yang akan menyokong keberhasilan proses belajar dan mengajar.
"Penerapan teknologi dalam metode pendidikan misalnya ada satu icloud yang bisa dimanfaatkan dalam kolaborasi bersama sehingga tercipta standarisasi dalam pembelajaran. Jadi zonasi yang menuai pro dan kontra selama ini teratasi karena adanya standarisasi dalam content, delivery, dan measurement system,” katanya.
Bayu mengatakan pendidikan vokasi di bidang digital sejak dini akan mencetak generasi muda Indonesia yang siap dan terampil dalam teknologi digital hingga mendorong kemajuan berbagai industri.
"Coba bayangkan Indonesia bisa menjadi seperti India yang punya banyak jago-jago programer hebat. Ini akan menciptakan multiplier effect yang besar ke industri lain seperti manufaktur, pariwisata, retail, food dan agri dan lain sebagainya," kata Bayu lagi.
Bayu mengatakan bahwa teknologi bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Digital National Education System.
Teknologi Big Data and Artificial Intelligence bisa dimanfaatkan untuk melakukan mapping kompetensi tenaga pendidik dan anak didik di seluruh pelosok tanah air.
"Tujuannya adalah kita jadi mudah mendapatkan informasi mengenai industri yang membutuhkan tenaga siap kerja dan ketersediaannya. Dan juga termasuk data pendidik yang mempunyai kompetensi bagus." kata Bayu.
Di sisi lain Pakar Ekonomi Kerakyatan, Frans Meroga Panggabean, mengatakan bahwa penunjukkan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah keputusan yang tepat dari Presiden Joko Widodo.
“Momentum ini adalah awal kebangkitan ekonomi digital Indonesia dalam masa revolusi industri 4.0,” katanya.
Dengan ketersediaan infrastruktur jaringan internet cepat setelah diresmikannya "tol langit" satelit palapa ring beberapa waktu yang lalu, maka diyakini pula minat generasi muda untuk menekuni bisnis digital pasti akan melonjak tajam.
Frans Meroga, yang juga Wakil Ketua Umum Generasi Optimis (GO) Indonesia mengatakan bahwa tantangan prospek ekonomi digital di Asia Tenggara hingga 2025 yang diyakini mampu menembus angka 150 miliar dolar AS hanya dapat dihadapi membudayakan penguasaan digital sejak dini.
"Penyesuaian kurikulum di semua tingkatan sekolah dipastikan akan merangsang generasi muda Indonesia mahir digital sejak dini. Kurikulum pelajaran komputer di SMP dapat disesuaikan dengan telah mulai mengenalkan jaringan, aplikasi, dan coding sejak kelas 7," lanjut Frans.
Selanjutnya penjurusan pada sekolah menengah (SMA) dapat dibuatkan jurusan digital guna melengkapi jurusan IPA dan IPS yang telah ada selama ini.
"Jadi penjurusan di SMA bisa dimulai sejak kelas 10 dan mendesak segera dibuka jurusan digital yang akan mengajarkan membuat platform aplikasi digital, big data, dan jaringan," ujar Frans yang juga tim penulis buku "The Ma'ruf Amin Way" ini.
Bahkan penggiat koperasi milenial ini pun menambahkan bahwa untuk dapat mencetak SDM muda berkualitas dan siap pakai, maka kewirausahaan harus menjadi kurikulum wajib sejak SD.
"Jadi sudah jelas bakal sekeren apa nanti Indonesia Maju 2030. Dengan momentum Nadiem Makarim dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan akan membawa perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia," kata Frans. (Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...