Mendikbud Galang Dukungan Bagi Pendidikan
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Mendikbud Anies Baswedan, bergabung dengan tokoh dunia, aktor, dan pelaku pendidikan yang berkumpul di Oslo, Norwegia untuk menggalang dukungan bagi dunia pendidikan.
"Mereka menghadiri the Oslo Summit on Education for Development yang diselenggarakan pada tanggal 6-7 Juli," kata Sekretaris III Pensosbud KBRI Oslo Dilla Trianti kepada Antara London, Rabu (8/7).
Para tokoh yang berkumpul antara lain Presiden Rwanda Paul Kagame, Perdana Menteri Pakistan Muhammed Nawaz Sharif, Perdana Menteri Haiti Evans Paul dan Perdana Menteri Niger Brigi Rafini.
Selain itu, para Menteri Luar Negeri dan Menteri Pendidikan bersama dengan leaders dari badan PBB seperti, Badan PBB untuk pendidikan dan kebuadayaan (UNESCO), Badan PBB yang melindungi dan memberi bantuan kepada pengungsi (UNHCR), Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), Badan PBB penyediaan suplai kesehatan (UNFPA) dan Organisasi buruh Internasional (ILO).
Pertemuan, yang membahas upaya untuk mempromosikan pendidikan global itu juga dihadiri mantan Perdana Menteri Australia Julia Gilard, selaku board chair dari Global Fund for Education.
"The Oslo Summit merupakan inisiatif Pemerintah Norwegia dan diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 2015 bekerja sama dengan United Nations (UN) Special Envoy for Global Education, Gordon Brown (mantan PM Inggris)," katanya.
Konferensi ini , bertujuan memobilisasi dan merevitalisasi komitmen dunia internasional terhadap dunia pendidikan, mengingat sebanyak 59 juta anak-anak dan 65 juta pemuda belum mendapatkan hak atas pendidikan dan 250 juta anak-anak usia sekolah belum menguasai keahlian dan pendidikan dasar.
Konferensi dibuka Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg dan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon yang dalam sambutan keduanya terdapat pesan yang sama, yang menegaskan, pendidikan merupakan investasi yang paling penting, investasi untuk masa depan.
"Dengan meningkatkan investasi dalam pendidikan, berarti kita memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas, membekali anak-anak dengan kemampuan dasar yang akan memberikan mereka peluang untuk memperoleh pekerjaan, terhindar dari kemiskinan dan memiliki hidup yang lebih baik," kata Erna Solberg sebagaimana dikutip Sekretaris III Pensosbud KBRI Oslo Dilla Trianti.
Selanjutnya, PM Norwegia mengumumkan terciptanya komitmen baru bersama Presiden RI, Joko Widodo; Presiden Malawi, Peter Mutharika; Presiden Chile, Michelle Bachelet Jeria; dan Dirjen UNESCO, Irina Bokova sebagai co-convenors dalam Commission on Financing of Global Education Opportunities.
Komisi ini bertujuan, untuk mendorong dan meningkatkan investasi di sektor pendidikan global, yang selama ini dipandang kekurangan dana (underfunded), dan akan diketuai oleh mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, UN Special Envoy for Global Education.
Pada praktiknya, komisi ini akan mengindentifikasi tantangan pendanaan di sektor pendidikan, menyusun "roadmap" untuk meningkatkan investasi di sektor pendidikan global, dan memberikan rekomendasi kebijakan kepada para "stakeholders" bidang pendidikan dunia.
Sekjen PBB, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada co-convenor dan menyambut baik terbentuknya komisi tersebut, dan dengan senang hati menunggu laporan dari komisi tersebut untuk selanjutnya ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi yang disampaikan.
Pada kesempatan yang sama, penerima Nobel Perdamaian tahun 2014 Malala Yousafzai juga hadir dan memberikan pidato menyatakan, faktanya masih banyaknya anak-anak yang belum mendapatkan haknya atas pendidikan adalah bukan karena tidak adanya dana yang cukup, tetapi karena kurangnya komitmen pemimpin dunia untuk berinvestasi dalam pendidikan.
Menurut dia, pemimpin dunia masih memilih peluru dibandingkan buku, sementara jumlah biaya yang dikeluarkan untuk perang dan keperluan militer selama delapan hari, cukup untuk membiayai tiap anak mendapatkan pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan selama 12 tahun.
Malala mengajak pemimpin dunia, politisi, NGOs dan setiap orang berkerja sama untuk memastikan setiap anak memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Mewakili Presiden RI, dalam diskusi panel yang bertema Investment in Education, Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan betapa pentingnya investasi dalam pendidikan, terutama di Indonesia yang memiliki 55 juta siswa, 200.000 ribu sekolah dan 3 juta guru.
Skala Indonesia sangat besar, tapi pemerintah berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan merata kepada seluruh anak di Indonesia.
Mendikbud menyampaikan, yang terpenting sekarang adalah bagaimana agar dapat terus meningkatkan dana untuk pendidikan dan mengurangi biaya untuk pendidikan itu sendiri, antara lain dengan cara meningkatkan acces-open source yang dapat diakses siswa di seluruh penjuru Indonesia.
Mendikbud menegaskan, investasi pendidikan bagi orang tua (parenting education) juga hal yang sangat penting.
Karena proses pendidikan berawal dari rumah, karena itu diperlukan adanya akses parenting tool yang terbuka bagi para orang tua.
Mendikbud mengajak pemimpin dunia untuk tidak menjadikan forum ini hanya sebagai suatu kampanye pendidikan, melainkan untuk menjadi suatu gerakan nyata untuk mengatasi permasalahan di dunia pendidikan.
Sebelumnya, Mendikbud sempat berbicara dengan PM Norwegia, Erna Solberg, dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Norwegia, Borge Brende, membahas mengenai peluang kerja sama pendidikan antara RI dengan Norwegia.
Selama rangkaian kegiatan ini, Mendikbud didampingi Duta Besar RI untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Perusahaan Pembuat Ponsel Lipat Pertama Bangkrut
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Royole Technologies, perusahaan yang membuat ponsel lipat pertama di duni...