Paus Tegaskan Rawat Bumi Jadi Kebutuhan Mendesak
QUITO, SATUHARAPAN.COM – Di hadapan siswa dan pendidik di Universitas Katolik di Quito, ibu kota Ekuador, hari Selasa (7/7), Paus Fransiskus menyampaikan pidato yang tegas terkait lingkungan. Ia menegaskan merawat bumi saat ini bukan lagi rekomendasi, melainkan sebuah kebutuhan yang mendesak.
Paus mengatakan, orang-orang saat ini sudah merusak bumi dengan menyalahgunakan kekayaan alam yang Tuhan karuniakan itu secara tidak bertanggung jawab. Bapa Suci melihat manusia seakan-akan berhak menjarah semua berkat tersebut. Paus mendesak seluruh umat untuk memerangi perubahan iklim ini.
Saat ini manusia tampak tidak peduli dengan kondisi di sekitarnya, seolah-olah situasi iklim seakarang tidak ada hubungannya dengan kehidupan manusia. Paus Fransiskus begitu gencar mengingatkan hal ini kepada semua pihak, baik pemimpin politik maupun masyarakat sipil, dan berharap perubahan akan terjadi.
Bapa Suci mengatakan, eksploitasi sumber daya alam yang melimpah di Ekuador tidak boleh digunakan untuk keuntungan jangka pendek, sebab, ia melanjutkan, kekayaan alam tersebut disediakan bagi semua orang.
CBS News melaporkan, Ekuador memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah dibandingkan dengan negara lain di planet ini, dengan banyaknya kepulauan dan adanya hutan Amazon Galapagos. Negara khatulistiwa ini juga bergantung pada cadangan minyak kepunyaannya.
Akan tetapi, kritikus menyatakan, bila pengeboran minyak dan pertambangan di negeri itu ditingkatkan, akan ada risiko bagi kekayaan alam Ekuador.
Dalam khotbahnya tersebut, Sri Paus mendesak Ekuador bersatu bekerja menciptakan perdamaian di dunia atas perang dan individualisme. Ia meminta seluruh umat di Ekuador bergantung pada nilai-nilai Katolik supaya mereka bekerja menuju cita-cita yang sama.
Kedatangan Paus di Amerika Latin tersebut menciptakan jeda di tengah-tengah ketegangan rakyat Ekuador dan pemerintahan Presiden Rafael Correa. Kebijakan fiskal mengenai rancangan undang-undang (RUU) terkait redistribusi kekayaan yang diajukan Correa mengundang reaksi massa selama sebulan terakhir.
Kehadiran Bapa Suci asal Argentina itu juga mampu mengundang massa dari negara lain, seperti Cile, Peru, Kolombia, dan Meksiko. Antusiasme 800.000 warga memadati popemobile dan Paus menyampaikan salam kepada massa yang rela menerjang panas demi bertemu Paus Fransiskus.
Editor : Sotyati
Menteri Pendidikan Baru: Hak Perempuan Suriah untuk Bersekol...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Suriah akan menghapus semua referensi ke partai Baath yang berkuasa sebelu...