Menengok PDS H.B Jassin, Koleksi Sastra Terlengkap di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bertempat di lantai dua kawasan komplek Taman Ismail Marzuki (TIM) Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B Jassin menjadi satu-satunya tempat di mana dokumen sastra terlengkap di Indonesia.
Dokumentasi karya kesusastraan seperti buku, naskah tulisan tangan, kliping, lukisan, majalah dan koran merupakan koleksi milik H.B Jassin. Tempat yang diresmikan secara langsung oleh Ali Sadikin pada saat menjabat Gubernur DKI Jakarta itu kini sudah hampir menginjak usia ke-40 tahun, sejak dibuka pada tanggal 30 Mei 1977.
"Saya sudah 25 tahun bekerja di sini untuk merawat serta menjaga koleksi buku, naskah tulisan dan macam-macam," kata salah satu karyawan yayasan Isnain (56) saat ditemui di perpustakaan.
" Ya kalau bisa tempat ini tetap terus terjaga dan terawat dan yang paling penting semakin banyak orang berkunjung," ujarnya.
Dari informasi yang didapat, setidaknya koleksi yang dimiliki oleh PDS H.B Jassin seperti buku fiksi sebanyak 21.300 judul, kemudian buku non fiksi 17.700 judul, buku referensi 475 judul, naskah serta buku drama sebanyak 875 judul, skripsi dan disertasi 789 judul, rekaman suara 742 judul dan rekaman video sebanyak 25 kaset. Semua koleksi ada yang merupakan milik pribadi H.B Jassin ada juga yang diperoleh dari hibah, serta hadian dari para pengarang, penerbit, dan juga masyarakat.
Sejarah
Sebelum terbentuk lembaga, PDS HB Jassin merupakan koleksi milik pribadi yang bermula dari kegiatan hobi H.B Jassin. Sejak tahun 1933, H.B Jassin dengan tekun mengumpulkan catatan buku harian, karya tulis baik di media massa, maupun tulisan pribadi. Kegemarannya untuk mendokumentasikan karya sastra semakin gigih sejak sosok bernama lengkap Hans Bague Jassin bekerja di Balai Pustaka pada tahun 1940 sebagai pengulas buku.
Dokumentasi sastra milik H.B Jassin mulai banyak digunakan oleh para mahasiswa sejak dia menjadi dosen di Universitas Indonesia dan pada saat bekerja di Lembaga Bahasa dan Budaya yang sekarang bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa & Sastra.
Atas kiprahnya menekuni karya sastra, sejumlah tokoh yang difasilitasi oleh Letnan Jenderal TNI Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta pada saat itu membentuk Yayasan Dokumentasi Sastra H.B Jassin pada tanggal 28 Juni 1976 yang kemudian pada tanggal 30 Mei 1977 PDS H.B Jassin berdiri.
Sebagai lembaga nirlaba, PDS H.B Jassin bertujuan untuk menginventarisir, mengelola, memelihara, serta melestarikan dokumen dalam bidang kesusastraan, kesenian dan kebudayaan dalam arti luas untuk kemudian bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Keberadaan PDS H.B Jassin menjadi sebuah jawaban di mana, kebudayaan haruslah diurus, dijaga, dan dirawat sesuai dengan visinya yaitu sebagai pusat dokumentasi studi dan informasi sastra yang standar internasional.
Berikut beberapa foto di mana kegiatan yang dilakukan oleh para pengurus yayasan dalam menjaga serta merawat koleksi karya sastra di PDS H.B Jassin saat berkunjung pada hari Kamis (8/9).
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...