Meneropong Rencana Ujian Nasional Berbasis Komputer
SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Republik Indonesia lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2015 menggunakan sistem computer based test (CBT) atau UN berbasis computer.
Sekolah-sekolah mana saja yang akan menggelar UN berbasis komputer pada tahun ini masih belum ditentukan, meski sekitar 500 sekolah pada jenjang SMA/SMK sudah menyatakan kesiapannya.
UN berbasis komputer dirancang menjadi tiga cara, pertama UN CBT offline dengan menggunakan terminal yang dilayani oleh server lokal tanpa sinkronisasi dengan server pusat. Kedua, semionline dengan kapisitas terminal dilayani oleh server lokal yang disinkronisasi dengan server pusat. Terakhir, online sepenuhnya terminal komputer terhubung ke server pusat secara real time sehingga tidak bergantung pada bandwidth.
UN berbasis komputer bukan berarti pengerjaan soal dilakukan secara online, melainkan dengan memanfaatkan komputer yang tersedia. Sebab, dalam sistem UN berbasis komputer, hanya dilakukan transfer aplikasi dan data dari perangkat penghubung (USB) ke komputer sehingga aplikasi itu dapat dipasang di komputer.
Dengan demikian, soal-soal ujian nasional itu dapat diakses untuk dikerjakan melalui aplikasi yang terpasang itu. Tidak perlu harus login dan memasukkan password (kata sandi), tetapi cukup menggunakan USB ke komputer.
Data Mudah Tersimpan
Mendikbud Anies mengatakan tujuan diberlakukannya kebijakan baru itu karena pemerintah ingin segala hal saat ini dapat dikerjakan melalui bantuan komputer dan data mudah tersimpan.
"Karena jika menggunakan kertas, soal-soalnya itu hilang begitu selesai dipakai, tidak bisa dipergunakan lagi dan jika kita menggunakan komputer, data itu masih ada dan tidak harus dikerjakan pada jam yang sama, pada hari yang sama," ujar dia.
Selain itu, manfaat dari UN berbasis komputer adalah menghindari kebocoran soal UN.
Uji coba UN berbasis komputer akan dilaksanakan pada siswa setingkat SMA di sedikitnya 458 sekolah perintis dan tergantung pada kesiapan sekolah itu.
Meski demikian, uji coba tidak bergantung pada jumlah sekolah yang akan melaksanakannya dan tahun depan pun masih belum bisa dipastikan pelaksanaanya bisa di seluruh sekolah atau belum. Namun, yang terpenting untuk uji coba, terutama kesiapan infrastruktur sekolah.
"Uji coba kecil sebenarnya, tetapi kita ingin prinsipnya diuji coba dahulu, dilihat hasilnya, diperbaiki, baru nanti bertahap dilaksanakan. Jangan segalanya langsung semuanya, repot nanti. Sesudah hasil itu, kita akan evaluasi," kata Mendikbud.
Di sisi lain, pemerintah juga segera menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan UN berbasis komputer dalam bentuk peraturan pemerintah (PP).
Namun, untuk substansi UN berbasis komputer tersebut terus disosialisasikan ke sekolah-sekolah sebagai proses belajar siswa sehingga diharapkan UN yang bukan sebagai penentu kelulusan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ketika ditanya kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan UN berbasis komputer, Anies menyatakan tidak mampu menampik akan adanya kecurangan. Akan tetapi, kata dia, pihaknya hanya berharap agar segala kecurangan tersebut bisa hilang dan tentunya minimal berkurang.
"Kecurangan itu banyak sekali. Yuk, kita jangan curang lagi, curang itu bagian dari masa lalu. Sekarang ini aturan apa pun berpotensi dicuranginya besar," ujar Anies. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...