Mengampuni Itu Suatu Anugerah
Bukalah genggaman kekecewaan, biarkan sakit hati lepas dari batin kita karena hidup cuma sekali.
SATUHARAPAN.COM – ”Sakit dalam tubuh saya bisa saya tanggung, tapi sakit dalam batin saya… sulit,” dengan mata berkaca-kaca, kakek di depan saya ini menceritakan kisah hidupnya. Tanpa terasa saya pun larut dalam kisahnya, melihat runutan peristiwa yang dialami seorang bocah yang sekarang sudah menjadi kakek. Saya menyeka kedua mata. Begitu pedih kisahnya. Namun, yang lebih memedihkan adalah mengapa Sang Kakek tidak dapat melepaskan genggaman kekecewaan yang menghantui hidupnya.
”Biarkan yang sudah lalu menjadi bagian masa lalu,” timpal saya, ”lihatlah bagaimana anak-anak yang baik, cucu-cucu yang lucu ada di sekeliling Kakek.”
Sepulang dari kunjungan itu, saya menengok kembali lembaran hidup saya. Apakah saya pernah dikecewakan? Apakah saya pernah dikucilkan, dikata-katai dengan kasar oleh orang yang tampak luarnya baik? Apakah saya pernah mengalami ketidakadilan dalam hidup? Apakah saya pernah merasa ketakutan secara luar biasa? Apakah saya pernah merasa sendirian?
Ternyata semuanya itu pernah saya alami. Bahkan, beberapa kejadian tersebut masih saya alami sampai sekarang. Mungkin pengalaman-pengalaman itu juga dialami siapa saja, tidak memandang tingkat pendidikan ataupun penghasilan.
Lalu jika demikian, mengapa setiap orang responsnya berbeda? Kemauan dan kemampuan untuk mengampuni adalah kuncinya.
”Mengampuni adalah suatu anugerah,” sahut seorang kawan. Mengampuni adalah kunci yang melepaskan kita dari sakit dan kecewa. Karena itu, hendaklah kita belajar mengampuni, juga memohon pada Sang Pencipta agar hati kita bisa selapang samudra.
Bukalah genggaman kekecewaan, biarkan sakit hati lepas dari batin kita karena hidup cuma sekali, dan keindahannya hanya dapat dinikmati jika kita bisa mengampuni mereka yang telah menorehkan luka pada kita.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...