Mengampuni Penuh Cinta
SATUHARAPAN.COM - Pengampunan, sebuah kata yang kerap dibicarakan. Tetapi apakah hati untuk mengampuni itu juga terefleksi dalam hidup sehari-hari?
Pada kenyataannya, bicara tentang pengampunan jauh lebih mudah daripada melakukannya. Mengapa mengampuni itu sulit dilakukan? Menjadi pertanyaan: apa yang menyulitkan kita untuk mengampuni seseorang?
Cerita Inspiratif: The Duke of Wellington hendak mengumumkan hukuman mati kepada seorang serdadu yang terbukti membelot dari pasukannya. Jenderal berkata, “Saya sangat meminta maaf menjatuhkan hukuman ini, tetapi kedisiplinan dan hukuman yang diberikan kepada orang ini ternyata telah gagal memperbaikinya. Ia seharusnya menjadi seorang serdadu yang berani dan baik. Kita telah mencoba segala hal. Kemudian ia memberi kesempatan kepada temannya untuk berbicara.
“Mohon Yang Mulia,” kata salah seorang temannya, “ada satu hal yang belum dilakukan, Yang Mulia bisa mencoba. Satu hal, Yang Mulia belum pernah mencoba adalah memaafkan dia”.
Jenderal memaafkan dia dan berhasil. Serdadu itu tidak pernah membelot lagi. Dan, mulai saat itu, dia memperlihatkan terima kasihnya.
Cerita di atas memberi pesan kepada kita bahwa jika orang ingin hidup damai dengan orang lain, maka ia harus cepat mengampuni. Mengampuni membebaskan keduanya. Pengampun dibebaskan dari ikatan rantai dendam, dan orang yang diampuni dibebaskan dari perasaan dihantui oleh rasa bersalah. Ampunilah orang lain secepat engkau mengharapkan orang lain mengampuni engkau.
Unsur yang esensial dalam pengampunan adalah mengampuni, yang sering kali sangat sulit. Pengampunan hanya lengkap ketika melupakan yang telah diniatkan dan kita ingin hidup dalam cinta. Melakukan kesalahan adalah manusiawi, tetapi mengampuni adalah sifat ketuhanan.
Semoga kita belajar mengampuni mereka yang bersalah kepada kita dalam hidup berkomunitas, bersama dengan keluarga, rekan kerja, sebagai rahmat kasih Allah kepada kita. (Kemenag.go.id)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...