Mengapa Gereja Koptik Mesir Rayakan Natal 7 Januari
Perbedaan akibat digunakannnya dua kalender, Julian dan Gregorian di kalangan umat Kristen.
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Gereja Koptik Mesir, akan merayakan Natal pada 7 Januari dengan berbuka setelah 43 hari berpuasa. Perayaan ini hampir dua pekan setelah perayaan Natal pada umumnya yang diselenggarakan pada 25 Desember.
Warga gereja Koptik Mesir terdiri dari 90 persen orang-orang Kristen Mesir, mereka merayakan Natal pada tanggal yang berbeda dengan umat Katolik dan Protestan.
Uskup Abram dari Keuskupan Fayoum menjelaskan mengapa ada perbedaan tanggal, dan dia menekankan bahwa perbedaan sebenarnya hasil dari penggunaan kalender yang berbeda, bukan didasari oleh perbedaan teologis.
Meskipun tanggal pasti kelahiran Yesus masih belum diketahui, dalam beberapa abad pertama setelah kematiannya, gereja-gereja di seluruh dunia sepakat untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus pada tanggal 25 Desember (29 Kiahk dalam kalender Koptik). Hal itu untuk menggantikan pesta masyarakat Romawi sebelumnya dalam merayakan titik balik matahari musim dingin, dan yang terus diamati sampai saat itu.
Uskup Abram berpendapat bahwa merayakan kelahiran Kristus, yang dianggap oleh orang-orang Kristen sebagai "terang dunia" juga ada unsur astronomis, karena waktu malam mulai mempersingkat dan siang hari makin panjang di pertengahan Desember.
Tanggal yang berbeda dari perayaan di masa modern adalah hasil dari perubahan dalam kalender. Gereja-gereja Barat mengikuti kalender Gregorian, gereja-gereja Ortodoks terus mengikuti kalender tua, Julian (dinamai berdasarkan Kaisar Julius yang diperkenalkan pada 46 SM), yang pada gilirannya ini sejalan dengan kalender Koptik kuno.
Berdasarkan kalender Julian, tanggal 25 Desember dan 29 Kiahk dalam kalender Koptik terjadi pada hari yang sama setiap tahun. Tapi pengenalan kalender Gregorian mengubah kesamaan itu.
Pada abad ke-16, Paus Gregorius XIII dari Gereja Katolik Roma, setelah astronom mereka mempelajari kalender, dan mereka menyadari bahwa tahun Julian adalah 11 menit lebih pendek dari tahun matahari yang sebenarnya. Seiring waktu, 11 menit telah ditambahkan yang setara dengan tiga hari tambahan, dan yang ditambahkan ke kalender setiap 400 tahun. Tanggal kalender itu menjadi tidak sinkron dengan tahun matahari.
Untuk memperbaiki hal ini, Paus Gregory menghitung ulang seluruh sistem dan memotong hari tambahan untuk kalender Gregorian baru itu. Sebagai hasil dari perbedaan itu, kalender Julian sekarang 13 hari di belakang kalender Gregorian, dan 25 Desember di sistem Julian jatuh pada 7 Januari dalam sistem Gregorian.
Meskipun kalender Gregorian diadopsi oleh Khedive Ismail pada tahun 1875, Gereja Ortodoks Koptik terus menggunakan kalender yang lebih tua, dan 29 Kiahk (atau 25 Desember di kalender Julian) jatuh pada 7 Januari pada sistem Gregorian. (Al Ahram)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...