Mengawal Percepatan ODF 2017 di Kabupaten Pringsewu
PRINGSEWU, SATUHARAPAN.COM - Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung menggelar rapat Pembentukan Team Verifikasi Kecamatan dan Monitoring Bersama Pencapaian akses universal sanitasi menuju Open Defecation Free (ODF) Kabupaten Pringsewu melalui pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), di Aula Kantor Camat Pardasuka Kabupaten Pringsewu, Kamis (24/8).
Peserta dalam kegiatan tersebut berjumlah 30 orang terdiri dari Camat Pardasuka, perwakilan Polsek Pardasuka, Koramil, sepuluh perwakilan kepala pekon, team penggerak PKK Kecamatan, Team STBM, dan petugas kesehatan Puskesmas Pardasuka.
Menurut Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati, kegiatan tersebut merupakan dukungan dari SNV dalam Program Voice for Change sebagai upaya advokasi dalam mengawal percepatan ODF 2017 Kabupaten Pringsewu khususnya di delapan kecamatan yang warganya masih berprilaku buang air besar sembarangan (BABS).
“Dari sembilan kecamatan satu yang sudah ODF yaitu Pagelaran, dan masih ada delapan kecamatan yang warganya berprilaku BABS, satu di antaranya yaitu Kecamatan Pardasuka, data progres yang dikumpulan dari team STBM Kabupaten Pringsewu menunjukkan masih sekitar 1274 rumah tangga belum mengakses jamban sehat atau keluarganya masih BABS di empang, sungai maupun di kebun,” kata Febri.
Dia menjelaskan bahwa persoalan BABS di Kabupaten Pringsewu bukan sekedar perkara pembiayaan dan penyediaan fasilitas jamban sehat tetapi juga persoalan prilaku atau kebiasaan yang masih dilakukan oleh warga.
“Butuh sinergi seluruh para pihak dalam mengubah prilaku BABS warga, khususnya di Kecamatan Pardasuka dan Kabupaten Pringsewu umumnya,” kata Febri.
Camat Pardasukan A Heru Oktafa, mengungkapkan ada dua pekon dari tigabelas pekon di Kecamatan Pardasuka yang mayoritas warganya melakukan BABS di aliran sungai. Dua pekon yaitu Pekon Rantau Kijang dan Pekon Kedaung.
“Sebetulnya sudah banyak warga yang memiliki jamban di setiap rumahnya, tetapi tidak digunakan atau diakses karena dua pekon yang dilintasi sungai, warganya lebih suka melakukan buang hajat di aliran sungai, ini merupakan tantangan berat kami, tetapi kami optimis bahwa pada tahun 2017 ini seluruh warga di Kecamatan Pardasuka bisa mengakses jamban sehat dan tidak lagi BABS, dan bisa ODF seperti Kecamatan Pagelaran,” ungkap Heru.
Seluruh kepala pekon yang ada di Kecamatan Pardasuka terus ditekan untuk bisa menyelesaikan persoalan BABS di setiap wilayahnya, “Anggota Koramil dan Polsek juga turut aktif dalam menyelesaikan hal tersebut demi terwujudnya ODF 2017 sesuai mandat Bapak Sujadi Sadat Bupati Pringsewu,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala sie Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu Tati Zarmi dalam keterangannya mengungkapkan regulasi, budget, dan kelembagaan yang di kabupaten Pringsewu dalam upaya mewujudkan ODF 2017 dan 100 persen akses sanitasi secara universal sudah sangat sesuai dan lengkap.
“Sudah tidak ada alasan lagi kalau warga masih melakukan BABS, secara umum warga Pringsewu itu seluruhnya mampu untuk membuat paket jamban sehat, dan bahkan sebagian besar BUMDes yang ada di Kabupaten Pringsewu juga mengalokasikan paket kerdit lunak untuk pembuatan jamban sehat bagi warga yang belum mampu, kegiatan penyadaran warga untuk stop berprilaku BABS terus dilakukan baik di forum rapat desa, pengajian, PKK dan Posyandu bahkan juga sekolah, kami Optimis ODF 2017 bisa terwujud,” kata Tati.
Upaya monitoring progres juga terus dilakukan di setiap Pekon dan kecamatan, oleh seluruh para pihak.
“Agustus hingga Oktober ini merupakan upaya monitoring progres sekaligus pembetukan team verifikasi, November kita sudah harus melakukan verifikasi menyeluruh, sehingga Desember itu sudah bisa deklarasi ODF kabupaten,” tambahnya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...