Mengelola Diri: Analisis Umpan Balik
Jangan arahkan energi Anda pada kelemahan yang Anda miliki!
SATUHARAPAN.COM – Kita hidup di zaman di mana peluang tersedia tak terbatas. Namun, peluang membawa tanggung jawab. Setiap orang perlu secara efektif menjadi bos atas diri sendiri: mengukir kehidupannya, mengetahui kapan harus mengubah diri, dan memelihara hingga kehidupan pekerjaannya menjadi produktif selama masa kerja 50 tahun.
Untuk melakukan yang terbaik, setiap orang harus mengembangkan pemahaman yang dalam atas diri sendiri: mulai dari mengenal kekuatan dan kelemahan, bagaimana belajar, bagaimana berhubungan dengan orang lain, apa saja nilai yang dipegang, dan di mana saja dapat memberikan sumbangan terbesar. Karena, jikalau orang bekerja di dalam kekuatannya, ia akan mencapai keunggulan sejati.
Mereka yang berhasil—kita bisa sebut beberapa nama seperti Da Vinci, Napoleon, Mozart—adalah contoh orang-orang yang mengelola diri mereka sendiri. Kebanyakan dari kita tidak akan pernah menjadi seperti mereka, namun juga akan dapat mencapai ujung jalan yang indah bila kita belajar mengelola diri. Kita harus tahu di mana kita menempatkan diri untuk bisa memberikan sumbangan pemikiran terbesar, tenaga terbesar agar bisa mencapai yang terbaik.
Lima pertanyaan penting yang harus dipertanyakan setiap orang adalah:
1. Apa kekuatan saya? (What are my strengths?)
2. Bagaimana kinerja saya? (How do I perform?)
3. Apa nilai-nilai yang saya pegang? (What are my values?)
4. Di mana tempat saya? (Where do I belong?)
5. Apa yang perlu saya sumbangkan? (What should I contribute?)
Kita akan membahas pertanyaan pertama pada tulisan ini
APA KEKUATAN SAYA?
Kebanyakan orang berpikir, mereka tahu kekuatan mereka. Biasanya mereka salah. Lebih banyak orang yang mengenal kelemahan mereka. Itu pun sering lebih banyak salah daripada betulnya. Padahal, orang hanya bisa perform dari kekuatannya. Orang tidak mungkin membangun kinerja di atas kelemahannya. Karena itu, kekuatan harus sungguh dikenali.
Satu-satunya cara untuk mengetahui kekuatan Anda adalah melalui Feedback Analysis: Apabila Anda membuat suatu keputusan penting tentang apa yang akan Anda lakukan, catatlah apa yang Anda perkirakan akan terjadi. Lalu, 9-12 bulan mendatang, periksalah apakah perkiraan-perkiraan Anda menjadi kenyataan atau tidak. Perkiraan yang tepat menunjukkan kekuatan Anda, perkiraan yang salah secara terus- menerus menunjukkan kelemahan Anda. Bila secara konsisten Anda melakukan hal ini, dalam waktu yang tidak terlalu lama, mungkin 2-3 tahun, Anda akan mampu untuk mengenal kekuatan Anda.
Cara ini telah ditemukan sejak abad XIV oleh seorang Jerman. Lembaga-lembaga yang secara konsisten menggunakannya seperti Ordo Jesuit, telah menjadi lembaga dunia yang kuat pada abad XX. Peter Drucker juga menemukan banyak kekuatan dan kelemahan mengenai mengenai dirinya melalui metode ini.
Setelah melakukan analisis ini, ada tiga hal yang perlu dilakukan: Pertama dan terpenting, berkonsentrasilah pada kekuatan Anda. Lakukan sesuatu dengan menggunakan kekuatan Anda. Kedua, lakukan sesuatu untuk meningkatkan kekuatan Anda. Mungkin ada kekuatan yang perlu lebih diperkokoh agar kekuatan Anda semakin menjadi senjata sukses Anda. Ketiga, lakukan identifikasi terhadap kekuatan yang secara tidak sadar Anda abaikan, mungkin akibat kesombongan intelektual Anda.
Contoh: kebanyakan insinyur bangga bahwa mereka tidak mengenal seluk beluk manusia. Menurut mereka, pengetahuan tentang manusia terlalu rumit dan tidak beraturan bagi alur pikir teknik mereka yang teratur. Profesional SDM, di sisi lain, menganggap akuntansi sebagai ilmu yang tidak perlu mereka kuasai sama sekali. Padahal mungkin di sana terletak kekuatan mereka!
Analisis umpan balik mungkin akan memperlihatkan: hambatan kita terletak pada budi pekerti? Budi pekerti berkait dengan hubungan antarpribadi. Upaya sederhana seperti mengucapkan: terima kasih, permisi, mohon izin, silakan, atau bagaimana kabar keluargamu? dengan tulus, bisa menjadi pengukir keberhasilan bila dilakukan pada tempatnya.
Bila ada seorang cerdas, yang sering memiliki ide baik dan tindak lanjutnya juga oke, namun selalu gagal saat membutuhkan kerja sama orang lain, kemungkinan besar persoalannya terletak pada lemahnya budi pekerti, sopan santun, penghargaan terhadap sesama.
Analisis umpan balik juga akan menunjukkan apa yang jangan Anda lakukan. Kita semua memiliki bidang kehidupan yang bakatnya tidak kita miliki sama sekali. Kita sangat kompeten di satu bidang, namun mungkin sangat tidak kompeten di bidang lain. Jangan paksakan diri untuk mengembangkan kelemahan! Jangan arahkan energi Anda pada kelemahan yang Anda miliki! Akan jauh lebih banyak energi yang harus kita keluarkan untuk membuat diri sekadar cukup baik ketimbang fokus pada kekuatan dan memberi energi untuk meningkatkan kekuatan ini menjadi sesuatu yang luar biasa!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...