Loading...
INSPIRASI
Penulis: Daniel Herry Iswanto 01:00 WIB | Selasa, 30 Desember 2014

Mengembangkan Persobatan Sejati

Bila semangat persobatan sejati bertumbuh kembang, maka masalah keagamaan dan tempat peribadahan, seperti: GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Ahmadiyah, dan kaum Syiah, tidak perlu ada.
Gus Dur (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – 30 Desember 2014 ini Indonesia mengenang tepat lima tahun wafatnya K. H. Abdurrahman Wahid. Setiap kali kita mengenang Gus Dur, kesan yang paling mendalam adalah teladan persobatan dan persaudaraan sejati dengan para pimpinan dan umat berbagai agama, suku, etnis, ras, dan golongan, baik di dalam maupun luar negeri.

Gus Dur adalah kita.  Bukan hanya milik keluarga besar Wahid Hasyim dan Hasyim Asyari saja.   Gus Dur adalah milik Keluarga Besar Nahdaftul Ulama dan segenap Umat Islam Indonesia.  Gus Dur juga milik Bangsa Indonesia, dari berbagai Agama dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Gus Dur dipandang sebagai ”dewa penolong” bagi masyarakat Tionghoa dan Agama Khong Hu Cu, terutama ketika menjadi Presiden RI ke-4 membuka kran budaya dan agama yang selama ini dipinggirkan. Semangat inklusivitasnya yang sangat tinggi dari Gus Dur, dengan semboyan ”maju tak gentar, membela yang benar”, berhadapan dengan kalangan eksklusive, intoleran, dan kelompok kecil yang tidak menghargai multikultur.

Semangat persobatan sejati Gus Dur terus ditumbuhkembangkan berbagai pihak, di antaranya Forum Sobat, yang diprakarsai oleh Ponpes Edi Mancoro, pimpinan K. H. Mahfudz Ridwan (teman sekamar Gus Dur ketika kuliah di Baghdad, Irak), Sinode GKJ, dan Percik Salatiga.   Forum persahabatan para kyai dan pendeta, yang didirikan pada 2004 ini, telah memberi inspirasi bagi tumbuhnya forum-forum lainnya, seperti: WLI Salatiga (Wacana Lintas Iman: Percik, STAIN, GKJTU, PHDI. STAB Syailendra, Fatayat NU, dan Aisyiah), Forum Sobat Muda, Sobat Anak, Sobat Perempuan, sobat budaya, dan Forum Sohbet di Belanda.

Sejak prakemerdekaan hingga kini, para pendiri dan generasi penerus bangsa terus-menerus berjuang menumbuhkembangkan nilai menghargai yang lain, dalam bingkai semangat pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika.   Bila semangat persobatan sejati bertumbuhkembang, maka masalah keagamaan dan tempat peribadahan, seperti: GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Ahmadiyah, dan kaum Syiah, tidak perlu ada.

Selamat menjalin persobatan sejati.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home