Mengenalkan Konstruksi Indonesia pada Mahasiswa Australia
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UK Petra), menerima kunjungan Faculty of Built Environment University of New South Wales (UNSW) Australia, dimana rombongan UNSW dipimpin oleh Dr Riza Yosia Sunindijo, pengajar senior di bidang manajemen konstruksi, yang dilansir situs petra.ac.id.
Riza yang adalah alumnus Program Studi S1 Teknik Sipil UK Petra angkatan 1997 dan program Double Master Petra ini, memimpin 15 orang mahasiswa UNSW.
Dalam kunjungan ini, rombongan UNSW akan mempelajari teknik-teknik mutakhir yang dipakai dalam konstruksi di Indonesia, termasuk berkunjung ke berbagai situs kajian konstruksi yang sesuai dengan perkuliahan yang mereka dapatkan dan juga berkenalan dengan budaya Indonesia.
Kuliah-kuliah yang diberikan kepada rombongan UNSW adalah: Green construction and sustainable building, Top Down Structure, Potentials of Lumpur Sidoarjo (LUSI) volcanic mud as construction materials, Advanced concrete technology, Artificial Intelligence applications in construction management, The Suramadu Bridge.
Perkuliahan-perkuliahan juga disertai kunjungan pada lokasi-lokasi yang relevan dengan materinya yaitu: Proyek Pembangunan Gedung Baru UK Petra sebagai contoh Green Building, situs lumpur Lapindo Sidoarjo untuk mengenali potensinya sebagai material konstruksi PT Beton Prima Indonesia, untuk menilik metode pembuatan beton mutakhir Indonesia, Jembatan Suramadu dan beberapa situs kunjungan lainnya.
Perkenalan tentang budaya Indonesia kepada mahasiswa UNSW disampaikan melalui perkuliahan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), yang diselenggarakan oleh Departemen Mata Kuliah Umum UK Petra.
Para mahasiswa UNSW juga diberikan kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan mengunjungi pusat perbelanjaan dan makanan umum di Surabaya.
Diharapkan dengan kunjungan selama dua minggu ini, mereka bisa memakai Bahasa Indonesia untuk kegiatan transaksi yang sederhana. Peserta Information Communication and Security Technology (ICST) ini juga diberikan workshop pembuatan topeng batik untuk lebih mendalami kebudayaan tradisional khususnya Jawa Timur.
Marco Ilievski, seorang mahasiswa tahun keempat jurusan Construction Management UNSW mengatakan, peserta ICST adalah mahasiswa dari yang terpilih tiap-tiap angkatan di Faculty of Built Environment. Jadi ICST ini adalah mata kuliah pilihan dan juga para pesertanya telah melalui proses seleksi. Marco berkata: “Different countries operate in different ways. It will be beneficial to understand about it”.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...