Menghalau Takut, Menatap Hari Esok
SATUHARAPAN.COM - Tentunya dalam hidup ini, kita mempunyai orang-orang yang selalu menjadi kepercayaan kita, harapan kita, selalu kita andalkan, tempat kita meminta tolong dan sebagainya. Misalnya keluarga kita, teman kita dsb. Namun, apa jadinya bila orang yang kita anggap sebagai kepercayaan, tempat perlindungan, dan kita andalkan dan sebagainya tersebut tiba-tiba meninggalkan kita?
Apakah Kalian pernah memiliki pengalaman ditinggalkan? Tentunya kita akan mengalami ketakutan, hilang harapan, bingung, sedih dan sebagainya. Nah, hal inilah yang dialami oleh para murid-murid ketika melihat Yesus mati disalibkan dan dikuburkan. Guru dan Tuhan yang mereka andalkan mati dan dikuburkan. Mereka sedih dan bingung seperti anak ayam yang ditinggal induknya.
Waktu masa kecil saya teringat pengalaman masa kecil saya yang berkesan, yang membawa dukacita, salah satunya ditinggal bepergian orang tua. Cara yang membuat saya ingat masa kecil, adalah orang tua mengajak saya tidur dan kemudian saat saya tidur, orang tua pergi meninggalkan saya. Waktu bangun saya mendapati orang tua saya sudah tidak ada. Dan disitulah saya menangis meraung-meraung mencari orang tua. Itulah pengalaman ditinggalkan, sangat tidak mengenakkan. Antara sedih, takut campur aduk.
Apakah peristiwa Kebangkitan terjadi juga seperti itu? Tidak. Tuhan Yesus bangkit dari kematian sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan para Nabi dan juga dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri sebelumnya mengenai penderitaan, kematian dan bahkan kebangkitanNya. Peristiwa Paskah atau kebangkitan Yesus bukanlah seperti pengalaman saya masa kecil ketika ditilap, diajak tidur lalu ditinggal orang tua pergi saat saya masih tertidur. Sehingga saya menangis sedih. Peristiwa Paskah justru adalah peristiwa sukacita, karena Tuhan Yesus bangkit menggantikan dukacita para muridNya. Kondisi yang putus asa dan tiada harapan diganti dengan bahagia dan pengharapan. Melalui Firman Tuhan ini kita meyakini penyertaan dan Pemeliharaan Tuhan Yesus, menghalau takut dan menuntun didepan untuk memberitakan berita kebangkitanNya.
Menghalau Rasa Takut
28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Dua perempuan dalam keadaan sedih dan berduka sangat mendalam pergi ke kubur. Mereka pergi saat menjelang menyingsingnya fajar, waktu subuh pagi hari ketika hari masih gelap. Selain kesedihan mereka, juga tentunya masih galau karena memikirkan bagaimana mereka bisa masuk ke kubur Yesus. Selain di jaga oleh Tentara-tentara Romawi, kubur Yesus ditutup oleh batu besar dipintunya. Perihal kubur yang ditutup batu itu disebutkan dalam Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu. Estimasi berat batu penutup kubur itu antara 1-1,5 ton.
Namun mereka dikejutkan dengan peristiwa gempa bumi. Fenomena alam ini mengiringi turunnya Malaikat dari langit dan menggulingkan batu penutup kubur. Kata menggulingkan ini digunakan dalam Injil untuk merujuk pada batu yang ada di depan menutup makam Yesus yang sudah bergeser dan terhempas tak lagi menutupi makam. 28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.
Di Palestina, kuburan biasanya ditutup dengan batu itu digulingkan miring untuk menutupi mulut makam. Untuk kuburan kecil, dibutuhkan sekitar dua puluh orang menggulingkan batu ke bawah bukit untuk menutupi pintu kubur. Alkitab menceritakan bahwa batu penutup pintu kubur itu berukuran besar. Para perempuan akan membutuhkan lebih banyak laki-laki dewasa daripada orang Romawi sepenuhnya penjaga berjumlah enam belas orang untuk menggulingkan batu itu. Secara manusiawi mustahil itu dapat dilakukan oleh perempuan-perempuan itu. Mujizat terjadi sebab batu itu digulingkan oleh Malaikat Tuhan. Kesedihan dan kekwatiran itu teratasi dengan mujizat besar.
28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ketakutan adalah perasaan manusiawi taktkala bertemu dengan realitas ilahi. Karena manusia berdosa dan menjadi merasa tidak layak mendapatkan cahaya ilahi. Takut juga merupakan salah satu emosi negatif manusia yang membuat manusia merasa tak berdaya dan ingin lari menghindari. Maka seruan berita damai sukacita Paskah adalah Jangan Takut. Kata takut ditulis dengan phobeo yang artinya janganlah takut berbuat sesuatu, jangan gentar, jangan kuatir, takut dan kwatir secara berlebihan karena mereka mencari Yesus yang disalibkan. Kematian dan keputusasaan adalah ketakutan manusia modern. Salah satu ketakutan manusia modern adalah FOMO (Fear of missing out). Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik. Salah satu penyebab FOMO yaitu penggunaan media sosial. Berkembangnya teknologi saat ini menjadikan kita dapat dengan mudah menerima jutaan informasi di luar sana, contohnya melalui Instagram. Aplikasi yang sedang digemari dan memiliki banyak pengguna di seluruh dunia ini mempunyai fitur-fitur yang mendukung untuk update video atau foto, seperti fitur instastory yang penuh dengan postingan rutinitas para pengguna. Dari sinilah, kita sebagai viewer, dapat memicu munculnya perasaan cemas lalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia.
28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit , sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Karena rasa takut, manusia bisa salah orientasi dalam mencari. Mereka mencari Yesus yang disalibkan, dan dikuburkan. Yesus yang disalibkan adalah Yesus yang sudah berkorban untuk keselamatan manusia. Padahal Yesus yang mereka cari Ia telah bangkit dari kematian, bangun dari segala ketidakberdayaan. Semua sudah dikatakanNya artinya segala perkataan Yesus benar dan terbukti. Adanya kesesuaian antara janji dan bukti dari yang dijanjikanNya. Dalam Penelitian Barna yang akan dilaunching bulan November 2022, menyatakan hal menarik bahwa anak-anak remaja, usia 13-17 di 25 negara (termasuk di Indonesia) menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan Allah yang mewujud dalam diri manusia, dan dikenal sebagai Tuhan yang penuh kasih, penyayang bagi mereka dan pembawa damai. Namun yang memprihatinkan bahwa di mata para remaja terkadang menemukan bahwa orang Kristen belum mengekspresikan Kristus dalam hidupnya.
Mendahului Berjalan di Depan
Memberitakan Yesus Yang Bangkit. 28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mendahului ditulis dalam bahasa Yunaninya: Proago yang artinya Yesus telah berjalan di depan untuk menuntun. Mendahului bukanlah tindakan meninggalkan sendirian, melainkan menjadi pembuka jalan yang akan menuntun, mengarahkan dan memandu ke Galilea. Sebagaimana janjiNya kepada setiap umatNya Tuhan Yesus mengatakan dalam Lukas 24
Secara harafiah, passover memiliki arti ‘melewati’ dan secara khusus dalam tradisi Yahudi merujuk pada perayaan pembebasan orang-orang Yahudi dari perbudakan Mesir. Sejalan dengan arti dalam Perjanjian Lama, Paskah dalam Perjanjian Baru juga menunjukkan kuasa Allah atas kasih dan anugerah yang meluputkan umat milik-Nya dari maut. Dengan kata lain, Allah memberikan kepastian kebangkitan kekal di akhir zaman, melalui kebangkitan Kristus. Pengalaman Paskah tahun ini tentu berbeda dengan tahun 2022, 2021 dan 2020. Peringatan Paskah tahun ini mengajak kita untuk bangkit dari keterpurukan pandemi Covid-19. Paskah adalah peristiwa dimana Tuhan Allah melalui karya Yesus Kristus menang atas dosa dan maut atau kematian. Kuasa dosa telah dikalahkan melalui kematianNya karena Kristus mati ganti kita, dan DIA bangkit yang membuktikan kuasa maut dikalahkanNya dan memberi hidup dan pengharapan kepada kita. Batu penghalang apa yang membuat kita masih sedih dan kwatir. Kita berharga dimataNya, dan jangan takut menjalani hidup. Jangan merasa bahwa orang lain lebih bahagia dari diri kita, atau jangan merasa bahwa hidup kita tidak berarti. Jika kita lihat gadget pakailah gadget itu hal-hal yang membangun dan bermanfaat baik bagi diri sendiri, dan sesama.
Pada kebangkitanNya Tuhan Yesus mendahului muridNya dan kita untuk menuntun didepan kita. Dia menuntun dan mengarahkan masa depan kita untuk menjadi remaja-remaja yang memiliki hidup dan masa depan. Sebuah ungkapan kata bijak mengingatkan bahwa “Jangan pernah melihat masa lalu, jika tidak bisa belajar darinya dan jangan pernah mengkwatirkan masa depan, jika itu hanya akan menghambatmu untuk maju ke depan”. Kalimat bijak itu mengingatkan kita bahwa baik masa lalu, maupun masa depan memberikan nuansa dalam hidup yang berbeda untuk tidak diingat dan dilihat sebagai beban dan mengkwatirkannya. Banyak manusia terbeban masa lalu, dan kwatir hari esok, sementara tidak mampu bersyukur tentang hari ini, padahal kita hidup saat ini di masa kini. Selamat Paskah 2023.
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...