Menghargai Keputusan Pemimpin
Kita harus menghargai keputusan seorang pemimpin selama dia mengambil keputusan untuk kemaslahatan orang banyak.
SATUHARAPAN.COM – Belum genap satu bulan masa kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo mengambil sebuah keputusan yang tidak populis. Ia memutuskan untuk mengalihkan subsidi BBM dari sektor konsumtif kepada sektor-sektor produktif. Sebagai Presiden RI, dia menetapkan harga BBM baru yang berlaku sejak 18 November 2014. Harga Premium menjadi Rp 8.500,- dari sebelumnya Rp 6.500,-. Harga Solar menjadi Rp 7.500,- dari sebelumnya Rp 5.500,-.
Saya yakin Presiden Joko Widodo memahami respons masyarakat terhadap keputusan ini. Pasti ada yang setuju, ada pula yang menolak; ada yang mengapresiasi, ada pula yang mengkritik. Tetapi, pemimpin harus memilih dan mengambil keputusan. ”Dari waktu ke waktu kita sebagai bangsa kerap dihadapkan pada pilihan sulit. Meski demikian kita harus memilih dan mengambil keputusan," ucapnya dalam pidato sehubungan penetapan harga BBM baru.
Demikianlah seharusnya seorang pemimpin bertindak. Ia harus berani mengambil keputusan sekalipun keputusan itu tidak populis. Ia harus berani meninggalkan popularitas ketika mengambil keputusan tidak populis. ”Pasti akan bermunculan pendapat yang setuju dan tidak setuju. Pemerintah sangat menghargai setiap masukan," terang Presiden RI menunjukkan kesiapan mendapat kritikan dari berbagai unsur masyarakat.
Saya yakin keputusan itu diambil berdasarkan pertimbangan matang. ”Hari ini setelah melalui serangkaian pembahasan di sidkabpar, di kementrian teknis, di kemenko perekonomian dan di rapat terbatas di istana, pemerintah memutuskan untuk melakukan pengalihan subsidi BBM dari sektor konsumtif ke sektor-sektor produktif,” jelasnya menunjukkan pertimbangan matang dalam pengambilan keputusan ini.
Sebagai masyarakat, yang dipimpin Presiden RI, kita juga harus menghargai keputusan itu. Ini bukan berarti menghilangkan daya kritis kita terhadap keputusan yang diambil. Kita harus kritis terhadap kebijakan pengalihan subsidi BBM ini. Kita harus mengawasi pemerintah dalam pembangunan infrastruktur pendidikan, kesehatan, pembangunan jalan, pengembangan pembangkit listrik, pengembangan sektor kelautan, dan peningkatkan produksi pangan. Namun, setiap keputusan pemimpin yang memadukan pertimbangan dan kebijaksanaan harus dihargai.
Ada kalanya usia kita lebih dewasa daripada pemimpin, pertimbangan kita lebih matang dari pemimpin, pengalaman kita lebih banyak daripada pemimpin, kompetensi kita lebih mumpuni dari seorang pemimpin. Namun demikian, kita harus menghargai keputusan seorang pemimpin selama dia mengambil keputusan untuk kemaslahatan orang banyak.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...