Merenungkan Kolom Agama
Untunglah kolom agama tidak dihapuskan, dan saya masih bisa menuliskan kepercayaan saya di sana. Memang hanya sebuah kata. Namun, itu adalah legalitas yang amat bermakna… sekaligus pengingat.
SATUHARAPAN.COM – Jika kolom agama di KTP dihilangkan… saya akan menjadi orang yang paling kehilangan. Hilang kepribadian dan jati diri.
Dengan apa lagi akan saya tunjukkan bahwa saya memiliki agama? Bahwa saya adalah orang yang sungguh-sungguh bertuhan? Ekspresi wajah? Sorot mata? Sikap? Perilaku?
Saya khawatir tidak ada sesuatu pun pada diri saya yang mencerminkan iman saya. Atau sedikitnya mencerminkan agama pada umumnya. Tidak ekspresi wajah. Tidak pula sikap dan perilaku.
Kesantunan dan tabiat saya adalah tata krama yang dimiliki hampir semua penduduk dunia di seantero bumi ini, beragama atau pun tidak….
Untunglah kolom agama tidak dihapuskan, dan saya masih bisa menuliskan kepercayaan saya di sana. Memang hanya sebuah kata. Namun, itu adalah legalitas yang amat bermakna… sekaligus pengingat.
Bahwa sorot mata dan ekspresi wajah saya belum sepenuhnya mencerminkan keteduhan kasih-sayang agamawi. Sikap, gerak-gerik, sepak-terjang, cara saya berinteraksi dengan sesama belum menggambarkan kalbu yang terjernihkan.
Saya memutuskan segala sesuatu dalam kehidupan ini, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan saya yang egois…. Nyaris tidak pernah saya bertanya apa yang dikehendaki Sang Maha Menentukan di dalam kehidupan saya yang sementara ini.
Duh… polemik kolom agama ini… telah sekali lagi memperlihatkan carut-marut yang ingin saya sembunyikan dan lupakan….
Betapa berbahagianya orang-orang yang menuliskan imannya di udara dengan setiap desah nafasnya, tanpa perlu bergantung pada sebuah kolom.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...