Mengubah Sampah Plastik Menjadi Uang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menurut laporan dari World Bank setiap tahunnya kota-kota di dunia menghasilkan sampah 1,3 miliar ton. Diperkirakan bahwa di tahun 2025, jumlah ini akan meningkat menjadi 2,2 miliar ton. Meningkatnya jumlah sampah dipicu oleh manajemen sampah yang buruk, terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, angka daur ulang sampah tergolong rendah yakni di bawah 50 persen.
Secara umum, manajemen sampah di Indonesia masih sangat kurang. Selain sampah sering sekali tidak dibuang pada tempatnya, pengelolaan TPA pun masih buruk dan terlihat tidak serius.
Menangani masalah limbah tersebut perlu adanya penanganan yang lebih tepat agar sampah tidak terbuang dan menjadi kotoran yang merusak keindahan negara atau kota.
Salah satunya adalah mengolah sampah tersebut menjadi uang. Banyak cara yang dilakukan setiap orang untuk menghasilkan uang. Berbagai kreativitas yang bisa dilakukan untuk menambah sumber penghasilan antara lain dengan mengolah limbah plastik.
Sampah-sampah plastik berupa tas plastik, botol bekas minuman, botol minyak hingga plastik sisa konstruksi. Plastik tersebut dapat dijadikan sumber penghasilan.
Beberapa cara yang bisa diterapkan antara lain mengumpulkan bahan bakunya dan memberdayakan orang-orang untuk mengelola limbah tersebut. Sampah tersebut bisa dihargai Rp. 6.000 per kilogram.
Setelah itu, sampah plastik tersebut dipilah-pilah menurut jenisnya. Sampah golongan Polyethylene (PET), misalnya botol air mineral. Sampah golongan High Density Polyethylene (HDPE) misalnya, botol oli, kemasan bekas kosmetik, tas plastik. Sampah golongan Polyvinyl Chloride (PVC) misalnya, pipa, bahan-bahan konstruksi, talang air, dan ember. Sampah golongan Low Density Polyethylene (LDP) misalnya tutup botol air mineral/galon, mainan anak-anak. Sampah golongan Polypropylene (PP) misalnya gelas air kemasan, peralatan makanan. Sampah golongan polystyrene (PS) misalnya styrofoam.
Setelah melakukan pemilahan jenis plastik tersebut, lalu tahap selanjutnya adalah mengolah limbah plastik tersebut.
Plastik yang sudah dipisahkan berdasarkan jenisnya itu kemudian dibersihkan dari kotoran, membuang mereknya dan memangkas bagian-bagian yang keras seperti tutup botol, bibir gelas plastik dan bagian dasarnya.
Plastik yang sudah dibersihkan tersebut kemudian digelontorkan ke mesin pencacah (crusher machine). Hasil potongan tersebut terbentuk seperti sisik ikan (kira-kira sebesar kuku tangan manusia). Kemudian potongan tersebut di cuci lagi dengan deterjen di bak-bak pencucian. Setelah kering potongan-potongan tersebut dikemas dan dikirim untuk dilakukan pendaurulangan. Harga jual potongan-potongan yang telah dicuci tersebut dihargai Rp. 10.000 per kilogram untuk jenis plastik dan untuk bahan dari botol dihargai Rp. 8.000 per kilogram. (Sumber: Gema Kreasi Indonesia)
Editor : Yan Chrisna
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...