Menhan Ingin TNI Jadi 10 Terkuat di Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan kepada 311 perwira TNI, agar TNI menjadi sepuluh terkuat di dunia pada 2019.
Menurutnya, saat ini kekuatan militer Indonesia telah masuk di urutan 19 besar dunia atau sembilan besar se-Asia Pasifik.
“Ke depannya, target kami bisa masuk di 10 besar dunia. Atau, paling tidak, minimal 15 besar,” kata Menhan, seusai memberikan pengarahan kepada 311 Perwira Tinggi (Pati) TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (13/11).
Menurut Menhan, pemerintahan baru sekarang sangat mendukung untuk terus melanjutkan pembangunan kekuatan TNI untuk mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) seperti yang sudah dilakukan.
Menhan juga menyoroti, dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi penurunan rasa nasionalisme di dalam diri masyarakat. Namun, ia mengingatkan, masalah pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab TNI, melainkan seluruh unsur, baik TNI, pemerintah, dan warga negara Indonesia yang memiliki tanggung jawab bersama.
“Keterlibatan semua unsur ini adalah inti dari pertahahanan perang semesta. Oleh karena itu, perlu program untuk meningkatkan nasionalisme di seluruh warga negara Indonesia,” kata Menhan.
Menanggapi hal itu, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko optimistis target menjadikan TNI 10 terkuat di dunia pada 2019 dapat tercapai bila didukung semua pihak, termasuk masyarakat Indonesia pada umumnya.
“Saya kira kita harus optimistis karena pembangunan ekonomi kita nanti berjalan dengan baik, yang tentunya berpengaruh pada anggaran. Itu semua harapan kita. Itu sebuah obsesi Menhan yang baru,” kata Panglima TNI.
Dalam kesempatan itu, Menhan Ryamizard Ryacudu juga memberikan pengarahan tentang pembinaan teritorial, pembinaan personel, yang diharapkan militansi pada jajaran TNI tetap terbangun dengan baik. (setkab.go.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...