Menhan Jerman Mengundurkan Diri Terkait Ukraina
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Jerman Christine Lambrecht mengundurkan diri dari pemerintahan Kanselir Olaf Scholz pada Senin (16/1).
"Hari ini, saya meminta kanselir untuk memberhentikan saya dari kementerian pertahanan federal," kata Lambrecht, anggota Partai Demokrat Sosial (SPD) pimpinan Scholz, dalam sebuah pernyataan.
Keputusannya itu muncul saat Jerman berada dalam tekanan untuk menyetujui peningkatan dukungan militer internasional untuk Ukraina.
Kemampuan pertahanan Jerman juga telah dipertanyakan setelah beberapa tank infanteri Puma tidak digunakan dalam latihan militer baru-baru ini.
Lambrecht disalahkan karena gagal untuk memulihkan kekuatan Bundeswehr--sebutan pasukan bersenjata Jerman--dengan cepat, meskipun dana khusus sebesar 100 miliar euro (sekitar Rp1,6 kuadriliun) telah disetujui untuk hal itu, menyusul invasi Rusia di Ukraina.
Komisaris Parlemen untuk Angkatan Bersenjata Eva Hoegl, Menhan Muda Siemtje Moeller, Kepala Partai SPD Lars Klingbeil, dan Menteri Ketenagakerjaan Hubertus Heil disebut-sebut oleh media sebagai calon penggantinya.
Belum jelas apakah Scholz akan memilih seorang pengganti pada Senin, menurut sumber-sumber pemerintah.
Tekanan untuk mencari pengganti Lambrecht segera juga meningkat karena Menhan AS Lloyd Austin dijadwalkan berada di Berlin pada Kamis.
Austin juga akan berpartisipasi dalam sebuah konferensi pada Jumat di pangkalan militer AS di Ramstein, Negara Bagian Rhineland-Palatinate, Jerman, untuk membahas dukungan lebih lanjut bagi Ukraina.
Lambrecht dikecam baru-baru ini oleh media dan para tokoh oposisi karena mengunggah sebuah video di media sosial pada hari Tahun Baru yang menunjukkan dirinya berterima kasih kepada para tentara.
Namun, suaranya sulit didengar karena kebisingan kembang api dan dia tampaknya mencampuradukkan soal perang di Ukraina dengan pertemuan pribadi yang menyenangkan.
"Tahun seperti apakah 2022 itu? Tahun itu memberi kita banyak tantangan luar biasa," katanya dalam video tersebut.
"Ada perang yang berkecamuk di Eropa. Berkaitan dengan ini, bagi saya, banyak kesan istimewa, banyak pertemuan dengan orang-orang menarik dan hebat," kata dia. (Reuters)
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...