Menhub dan Wali Kota Surabaya Bahas Trem dan Kereta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, menerima Wali kota Surabaya Tri Rismaharini. Kedatangan Risma untuk membahas lebih detail rencana pembangunan trem di Surabaya serta pembangunan jalur kereta api ke Pelabuhan teluk Lamong.
Pertemuan antara Wali kota dan Menhub, dengan topik bahasan pembangunan transportasi berbasis rel ini memang bukan yang pertama kali. Sebelumnya, saat Menhub berkunjung ke Surabaya juga membahas masalah yang sama.
‘’Kunjungan Bu Risma kepada Menhub, dalam rangka meminta dukungan pemerintah pusat, untuk merealisasikan pembangunan trem, dengan memanfaatkan jalur lama yang direvitalisasi,’’ kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustafa Djuraid, Kamis (19/3).
Untuk merevitalisasi jalur yang lama, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama-sama dengan Pemerintah Kota Surabaya, telah memeriksa jalur tersebut dan dimungkinkan untuk digunakan setelah direvitalisasi.
Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko pernah mengatakan, pembiayaan untuk revitalisasi rel dan pengadaan gerbong trem sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Panjang (RPJMP). Proyek ini akan dikerjakan pada tahun 2015 ini dan akan selesai pada tahun 2017 akhir, dengan total dana sekitar Rp 2 triliun. Jika pembebasan tanah berlangsung tanpa hambatan, trem ini akan dioperasikan pada awal tahun 2018 mendatang.
Hadi mengatakan, Menhub menyatakan kesanggupannya untuk membantu Pemkot Surabaya, dalam pendanaan, asalkan Pemkot Surabaya bisa menyelesaikan pembebasan lahan. Bu Risma menyatakan kesanggupan untuk mensterilkan jalur trem.
Jalur trem sepanjang 17 kilometer nantinya, akan terhubung dengan Stasiun Wonokromo. Dari Stasiun Wonokromo nantinya akan dibuat jalur kereta api menuju Bandara Juanda Surabaya melalui Stasiun Waru. ‘’Singkatnya trem ini nantinya terintegrasi dengan kereta api bandara,’’ kata Hadi.
Kehadiran Angkutan Massal Cepat (AMC), menurut Risma sudah bersifat urgent dan tidak bisa ditunda lagi. Karena, semakin lama volume kendaraan pribadi semakin meningkat, dan jalan raya yang kian padat. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban pemerintah menyediakan alternatif sarana transportasi yang berkualitas.
Keberadaan trem, yang nantinya akan paralel dengan transportasi lainnya seperti mobil dan sepeda motor, menurut Risma tidak akan menambah parah kemacetan sebagaimana yang dikahwatirkan banyak pihak.
Sebaliknya, Risma berharap warga mau beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.
Di samping menghindari kemacetan, memanfaatkan transportasi umum juga erat kaitannya dengan kampanye ramah lingkungan. Dengan kehadiran AMC, pengeluaran bahan bakar minyak bisa ditekan, plus udara lebih bersih karena jumlah kendaraan pribadi yang melintas di jalan berkurang.
Selain pembangunan trem, Menhub dan Wali kota Surabaya juga membahas rencana pembangunan jalur kereta api untuk barang atau logistik menuju pelabuhan Teluk Lamong.
Wali kota merasa kondisi jalan kian sesak, dengan truk-truk yang keluar dan masuk dari pelabuhan Tanjung Perak dan pelabuhan Teluk Lamong. Jika jalur kereta menuju pelabuhan Teluk Lamong dari Stasiun Tandes atau Stasiun Kandangan dapat direalisasikan, akan mengurangi kepadatan di jalan raya.
Jalur ke arah pelabuhan, sudah sangat sesak dan kepadatan tidak juga berkurang meski sudah diatur dengan cara membatasi truk melintas di jalur tersebut pada jam-jam yang telah ditentukan.
Untuk pembangunan jalur rel menuju pelabuhan Teluk Lamong, Risma mengatakan Pemkot Surabaya akan menyiapkan lahannya. Sedangkan untuk pembangunan jalur kereta api dan operasional kereta api akan dikerjasamakan antara PT Kereta Api dengan Pelindo III. (dephub.go.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...