Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 00:42 WIB | Rabu, 09 April 2014

Menjadi Golput Bukan Hanya Karena Sinisme Belaka

Ganda Upaya. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengajar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Ganda Upaya meminta golongan putih (golput) tidak saja beraksi saat pemilihan umum (Pemilu). Tetapi juga mengambil bagian secara politik dalam bentuk yang lain di luar Pemilu.

Voting itu merupakan bentuk partisipasi politik, seperti aksi protes, melobi, melakukan gerakan sosial, atau menulis lewat surat pembaca,” kata Ganda Upaya di seminar ‘Manipulasi Pemilu, Pelanggaran Elektoral, dan Aparat Keamanan’di Auditorium Juwono Soedarsono Depok UI pada Senin (7/4).

Lanjutnya, “Apa yang disebut sebagai citizen journalism itu bagus sekali. Sebenarnya teman-teman media sudah membuka itu.”

Pelbagai bentuk partisipasi politik ini dinilai Ganda sebagai tindakan warga negara memperjuangkan haknya. Dicontohkan Ganda bahwa tindakan warga negara ini pernah dilakukan Prita Mulyasari ketika memprotes pelayanan kesehatan yang buruk dari rumah sakit Omni Internasional. Tindakan protes Prita lewat surat pembaca merupakan bentuk hak warga negara atas buruknya pelayanan kesehatan. Tetapi tindakan ini justru diartikan rumah sakit Omni Internasional sebagai keluhan pasien.

“Prita itu sudah educated, sudah terdidik, merasa punya hak menanyakan itu (buruknya pelayanan kesehatan). Itu berlaku di negara-negara demokratis.”

Disebutkan Ganda, konsep warga negara ini masih belum disadari di Indonesia.  “Misalkan kalau datang ngurus KTP, pertanyaannya, apa Bapak penduduk sini? Mereka tahunya seperti itu. Jadi kalau disebut penduduk, kita dianggap sebagai objek, bukan subjek. Padahal kita sebagai warga negara punya hak (atas KTP). Tetapi kita sering dipermainkan politisi dan elite politik.”

Hak warga negara itu di antaranya hak untuk mengkritik dan menanyakan tindakan Pemerintah. Melalui Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik maka warga negara dapat menanyakan besaran anggaran negara yang digunakan untuk Badan Intelijen Negara (BIN), kementerian maupun lembaga lain.

Ganda berpendapat hak warga negara supaya terus didorong. Seperti juga hak atas pekerjaan, air bersih, pendidikan, dan lain-lain. Apalagi air bersih, “itu betul-betul kebutuhan, sekarang susah mencari air bersih.”

Ganda Upaya berharap golput tidak muncul hanya karena sinisme belaka. Karena sinisme tanpa tindakan apa pun menurutnya tidak akan menghasilkan perubahan.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home