Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 00:00 WIB | Sabtu, 11 Januari 2014

Menjadi yang Diperkenan Allah

Yesus dibaptis Yohanes (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Yohanes Pembaptis tercekat. Di hadapannya, Yesus berdiri dan mohon dibaptis. Putra Zakharia itu serta merta menolak. Dia tahu diri. Sehebat-hebat dirinya, Putra Yusuf—Yesus Orang Nazaret itu—jelas lebih hebat. Dengan halus Yohanes menolak. Dia merasa lebih tepat dibaptis ketimbang membaptis.

Yohanes Pembaptis memahami, tugasnya ialah membaptis orang bertobat. Baptisannya merupakan tanda pertobatan; sekaligus tanda memulai hidup baru. Tentu itu tak berlaku bagi Yesus karena Dia manusia nirdosa. Baptisan malah bisa merendahkan martabat. Menanggapi keberatan sepupunya, Yesus punya jawaban jitu: ”Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” (Mat. 3:15).

Demikianlah alasan Yesus. Alasan itulah, yang menyebabkan Dia meninggalkan Galilea menuju Sungai Yordan. Demi alasan itu pulalah putra Yusuf mohon dibaptis kepada putra Zakharia. Tampaklah, menggenapkan seluruh kehendak Allah merupakan jalan hidup Yesus Orang Nazaret. Dan Yesus mengajak Yohanes untuk turut serta berjalan di jalan itu.

Jalannya memang tak mudah. Hambatan dan rintangan kadang menghalang; juga onak duri tumbuh di depan. Yang terbesar—namun yang pertama harus diberantas—berasal dari dalam diri sendiri: keakuan manusia.

Keakuan manusia tak melulu soal kesombongan pribadi. Terkadang hanya perkara kepantasan. Yohanes Pembaptis tak merasa pantas membaptis Yesus. Tak sesuai kaidah. Jika kita ada di sana, mungkin kita pun tak rela menyaksikan Yesus dibaptis.

Namun jika kita protes, Putra Yusuf itu pun akan mengucapkan hal yang sama: ”Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Seluruh kehendak Allah. Bukan 99.99 persen, namun 100 persen kehendak Allah.

Mendengar itu, Yohanes tak punya jalan lain kecuali menuruti keinginan Yesus. Yohanes pun agaknya tak memiliki perbedaan paham berkait dengan kehendak Allah. Mereka berdua sepakat untuk melakukan kehendak Allah.

Setelah pembaptisan, Matius mencatat: ”lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat. 3:17). Tindakan Yesus itu diperkenan Allah.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home