Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 23:44 WIB | Rabu, 30 Maret 2016

Menkeu: Dana Penelitian dan Pengembangan Perlu Ditingkatkan

Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, mengatakan rasio belanja penelitian dan pengembangan nasional (Gross Expenditure on Research and Development/GERD) terhadap PDB Indonesia perlu ditingkatkan.

"Saat ini GERD masih 0,09 persen dari PDB. Ini perlu ditingkatkan karena idealnya memang di kisaran satu persen," kata Bambang di Gedung Djuanda 1 Kementerian Keuangan, Jakarta, hari Rabu (30/3).

Menindaklanjuti hal ini, dia menambahkan, pemerintah pun berencana meninjau kembali anggaran untuk penelitian dan melakukan perbaikan APBN 2017.

Dengan revisi anggaran, pemerintah ingin peneliti fokus pada hasil riset yang dilakukan dan tidak terjebak dengan kegiatan di luar tugas utamanya.

"APBN 2017 direncanakan akan memiliki dana penelitian berbasis hasil output," kata dia.

Pemerintah sendiri menyadari bahwa GERD sulit ditingkatkan secara langsung ke tingkat ideal. Oleh karena itu, Menteri Keuangan menginginkan bantuan lebih banyak dari pihak swasta.

Menurut Bambang, hal itu sudah dilakukan di negara-negara maju yang kontribusi pihak swasta dan perguruan tinggi cukup besar dibandingkan dengan pemerintah.

"Saat ini di Indonesia, 80 persen dana penelitian masih dari pemerintah. Kami imbau pihak swasta untuk turut memberikan bantuan," ujar Menkeu.

Adapun permintaan pemerintah itu kini dimungkinkan setelah diresmikannya Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang digagas oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) pada hari Rabu (30/3).

DIPI mendapat dukungan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Keuangan melalui pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Selain dengan kementerian terkait, DIPI juga berkolaborasi dengan lembaga pendanaan ilmu pengetahuan dari tiga negara, yakni Australia melalui lembaga "Knowledge Sector Initiative", Amerika Serikat melalui "United States Agency for International Development" (USAID) dan Inggris Raya melalui "Newton Fund".

DIPI juga membuka kerja sama dengan pihak-pihak swasta lain yang memiliki keseriusan dalam membantu penelitian anak bangsa.(Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home