Menkeu: Otomotif Jadi Kekuatan Ekonomi RI di Pasar Asean
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengemukakan bahwa industri otomotif merupakan salah satu kekuatan untuk menarik investasi ke pasar otomotif Indonesia sekaligus untuk bersaing di pasar Asia Tenggara.
"Sektor otomotif merupakan salah satu area dimana kami berpikir ada kesempatan tidak hanya untuk pasar domestik, tetapi juga karena berpotensi untuk ekspor," kata Bambang pada sekelompok jurnalis di Malaysia seperti tertuang di thestar.com.my Senin (23/3).
Bambang mengemukakan hal itu pada pertemuan tahunan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean di di Kuala Lumpur.
Dia menjelaskan bahwa Indonesia melakukan reformasi kebijakan yang berani untuk menarik investasi segar dari luar negeri. Bambang menjelaskan bahwa Indonesia ingin mengurangi negara dari ketergantungan pada ekspor komoditas primer.
Beberapa waktu lalu Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Proton untuk menjajaki produksi mobil nasional, yang dilakukan oleh PT Proton Bhd Malaysia dengan dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa). Nota kesepahaman tersebut adalah landasan awal untuk membantu Indonesia belajar membangun, mengembangkan, dan memproduksi mobil nasional (mobnas).
Associated Press (AP) sebagaimana dikutip ABC News, Jumat, mengutip pernyataan Proton bahwa kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan dan menjalani kerja sama dalam proyek mobnas di Indonesia.
Terkait dengan kerja sama kedua negara, Menkeu Bambang berkomentar bahwa Presiden Jokowi menginginkan adanya produk unggulan Asean. Ia menegaskan bahwa Jokowi membuka diri terhadap segala kemungkinan.
Hubungan antara Malaysia dan Indonesia tidak selalu dapat dikatakan mudah, bahkan justru kompleks. Ketika nota kesepahaman antar dua perusahaan yang akan menjajaki produksi mobil nasional itu ditandatangani belum lama ini, sebuah keributan politik sempat terjadi. Dan hal ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh investor Malaysia dalam mencoba masuk ke pasar domestik terbesar Asia Tenggara itu.
Proton adalah salah satu dari sekian banyak pemain di bidang otomotif di Indonesia yang didominasi oleh merek Jepang yang menyumbang lebih dari 90 persen dari total 1,2 juta mobil yang terjual tahun lalu.
Di bagian lain pernyataannya, Bambang mengatakan Indonesia membutuhkan 5.000 triliun rupiah selama lima tahun ke depan untuk membangun jalan raya baru, jaringan kereta api, pelabuhan, dan pembangkit listrik, dan seluruh pembangunan infrastruktur.
"Kami menyambut investasi Malaysia dalam program pembangunan infrastruktur, '' kata Bambang. Ia menambahkan Indonesia perlu membangun kapasitas pembangkit listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya merupakan sumber utama investasi langsung asing ke Indonesia.
Eksposur bisnis Malaysia di Indonesia ditandai dengan kehadiran sejumlah perusahaan negara jiran itu. Diantarana adalah Malaysia Sime Darby Bhd, Kuala Lumpur Kepong Bhd dan Felda Global Ventures Bhd, yang memiliki lahan perkebunan yang luas di Indonesia namun memiliki operasi hilir yang relatif kecil di luar fasilitas penyulingan minyak sawit. Bank terbesar Malaysia, Malayan Banking Bhd dan CIMB Group Holdings Bhd, sebagian besar pendapatannya berasal dari bisnis di Indonesia.
"Kami ingin mendorong perusahaan-perusahaan Malaysia untuk berinvestasi di sektor manufaktur kita untuk memperluas investasi mereka ke hilir dan menghasilkan nilai tambah produk, '' kata Bambang. (thestar.com.my/ap.org/abc.net.au).
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...