Menko Perekonomian Akui Harga Elpiji Mahal karena Monopoli
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan soal elpiji 12 kg yang telah turun harga tapi di beberapa daerah harganya masih tetap tinggi, pemerintah hanya berhak mengawasi.
Di samping itu, Sofyan mengakui tiadanya persaingan atau lazim disebut monopoli dalam pengadaan elpiji,
menyebabkan disparitas harga cukup tajam.
"Sebenarnya elpiji 12 kg bukan barang subsidi jadi pemerintah cuma berhak mengawasi saja," kata Sofyan Djalil di Jakarta, kemarin.
Ia mengakui saat ini terjadi disparitas harga yang cukup menonjol di daerah-daerah meskipun harga elpiji 12 kg telah diturunkan.
Sebelumnya pemerintah telah mengumumkan penurunan harga tabung liquified petroleum gas (elpiji) ukuran 12 kilogram.
Mulai Senin, 19 Januari 2015, pukul 00.00 waktu setempat, harga elpiji dibanderol Rp129 ribu per tabung atau turun Rp5.700 dari Rp 134.700 per tabung.
"Pada praktiknya di daerah-daerah tertentu, terutama pedalaman lebih mahal, memang sulit karena ongkos distribusi ke sana juga mahal," katanya.
"Sama seperti BBM di Papua, sampai Puncak Jaya, masyarakat membeli BBM dengan harga Rp30 ribu perliter," katanya. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...