Menko Perekonomian: Kerja Sama Indonesia-Armenia Dipererat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perekonomian RI Darmin Nasution menegaskan kerja sama antara Indonesia dan Armenia perlu dipererat.
Ia mengungkapkan itu pada waktu memberikan sambutan perayaan ulang tahun kemerdekaan ke-24 Republik Armenia di Jakarta, Senin (21/9). “Perdagangan Indonesia-Armenia dari tahun ke tahun selalu meningkat. Pada sepanjang 2015 ini saja sudah mencapai US25 juta (Rp 375 miliar).”
Sebelumnya Duta Besar Armenia untuk Indonesia Anna Aghadjanian membuka perayaan tersebut dengan mengucap terima kasih atas kehadiran para undangan. “Ini adalah perayaan kemerdekaan pertama kali di Indonesia sejak kedutaan dibuka pada awal 2014 lalu,” kata perempuan yang mengaku sudah melakukan perjalanan berbagai tempat menarik di Indonesia dari Sumatera sampai Papua ini.
Abdurrahman Mohammad Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri RI ketika ditanya bahwa Indonesia belum memiliki kedutaan di Armenia, “Tentang pembukaan Kedutaan RI di Yerevan, bisa kita pertimbangkan. Akan saya pelajari dulu,” kata mantan Dubes RI untuk Arab Saudi ini. Yerevan adalah ibu kota Armenia.
Perdagangan Indonesia-Armenia selama ini didominasi oleh ekspor produk-produk Indonesia ke Armenia. Salah satu yang paling populer di Armenia adalah rotan. Sedangkan, Dubes Anna mengaku selama ini impor Indonesia dari Armenia belum banyak. Salah satu yang terbuka kemungkinan adalah wisata. Armenia dikenal sebagai negara dengan pemandangan yang sangat indah. Terutama karena negara itu terletak di kaki Gunung Ararat—dipercaya sebagai tempat terdamparnya Nabi Nuh setelah ditimpa air bah, tercatat di Kitab Kejadian.
Kemerdekaan Armenia
Setiap 21 September, rakyat Armenia memperingati pemisahan Armenia dari Uni Soviet. Seiring dengan pecahnya Uni Soviet pada 1990, Parlemen lokal Armenia—saat itu masih bagian dari Uni Soviet, pada 24 Agustus memutuskan untuk memisahkan diri dari Uni Soviet. Untuk itu mereka memutuskan untuk melakukan referendum. Dan, hasil referendum pada 21 September adalah Armenia berdiri sendiri sebagai republik yang merdeka.
Sebelumnya, Armenia menjadi bagian dari Uni Soviet setelah merdeka dari Kesultanan Ustmaniyah, Turki yang menjajah sejak abad ke-16. Kekhalifahan Ustmaniyah terpaksa melepas daerah-daerah jajahannya karena kekalahannya pada Perang Dunia Pertama, 1918.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...