Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:52 WIB | Selasa, 12 Mei 2015

Menkominfo: Peringatan Dini Tsunami Melalui TI

Ilustrasi early warning system tsunami melalui TI segera diimplementasikan. (Foto: gitews.org)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, dalam tiga bulan mendatang sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) tsunami, melalui berbagai kanal teknologi informatika baik daring atau "online", media sosial, maupun operator seluler diimplementasikan.

"Dalam waktu tiga bulan kita akan implementasikan early warning system (sistem peringatan dini) untuk tsunami, yang melibatkan semua stakeholder (pemangku kepentingan)."

"Kemudian bagaimana menyalurkannya memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampaknya, dengan menggunakan berbagai kanal, apakah itu online, apakah itu media sosial, maupun telpon seluler," katanya di Gedung Kominfo, Jakarta, Selasa (12/5).

Rudiantara menyampaikan hal itu, seusai memberikan sambutan dalam "workshop" nasional , dengan tema peran lembaga penyiaran dalam pengembangan sistem telekomunikasi khusus pada peringatan dini tsunami,  yang digelar Kementerian Kominfo bekerja sama dengan sejumlah pihak, di antaranya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penaggulangan Bencana dan Komisi Penyiaran (KPI).

Ia menambahkan, pihaknya telah bertemu dengan para pemangku kepentingan, di bidang teknologi informatika seperti operator dan sejumlah perusahaan media sosial, seperti twitter.

Mereka, menurut Menkominfo sangat mendukung program tersebut.

Peringatan dini tersebut, menurut dia, nantinya akan berbentuk teks di media-media sosial, maupun daring.

Selain itu, bagi daerah yang belum terjangkau internet maka peringatan dini akan disebarluaskan melalui sms dari operator selular.

"Mudah-mudahan HP-nya hidup terus, kalau mati ya gak terima (sms)," katanya.

Rudiantara menyatakan, dengan adanya peringatan dini melalui media telekomunikasi tersebut, diharapkan dapat mencegah lebih banyak korban.

"Kita harus mengubah mindset (cara berpikir), dari berapa banyak bisa diselamatkan menjadi berapa banyak bisa dihindarkan," katanya. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home