Menkopolhukam Tepis Anggapan Penanganan Kasus Paniai Lambat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edy Purdjianto menepis anggapan sejumlah kalangan yang menyebut penanganan kasus penembakan yang menewaskan empat orang warga sipil di Enarotali, kabupaten Paniai, provinsi Papua, terkesan lambat.
"Bukan lambat, kan tiga pihak sedang tangani, yakni polisi, TNI dan tim independen," kata Tedjo, ketika ditanya wartawan tentang penanganan kasus Paniai yang hingga kini belum ada titik terang.
Menurut dia, pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo masih memberikan kesempatan kepada tiga lembaga terkait itu untuk menuntaskan investigasi dan penanganan lanjutannya.
Ketiga lembaga itu masih bekerja, dan tengah menghimpun data dan keterangan yang diperlukan.
"Jadi, masih dalam penanganan, polisi, TNI dan tim independen. Bukan lambat," ujar Tedjo.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe mendesak pengungkapan hasil penyelidikan kasus kerusuhan yang menyebabkan empat warga sipil tewas di Enarotali, kabupaten Paniai itu.
"Siapapun pelakunya hendaknya polisi segera mengungkapnya. Apalagi kasus tersebut sudah terjadi tiga bulan yang lalu," kata Lukas.
Ia mengatakan, insiden yang menewaskan empat warga sipil itu hingga kini belum terungkap, sehingga setiap kali bertemu wartawan dan juga masyarakat terus menanyakannya.
Gubernur Enembe juga berharap agar kasus tersebut dapat segera diajukan ke pengadilan.
"Jangan ditutupi dan ungkap tuntas kasus tersebut," ujarnya penuh harap.
Kasus kerusuhan di Enarotali yang menewaskan empat warga sipil terjadi 8 Desember 2014.
Insiden tersebut diawali dari masalah lalu lintas yakni ada warga yang mengemudikan kendaraannya tanpa menyalakan lampu, sehingga warga pondok natal menegurnya.
Namun tidak diterima warga, dan tak lama kemudian warga mendatangi pondok tersebut.
Setibanya di pondok itu, sekelompok warga yang menggenakan pakaian sipil, namun membawa senjata langsung memukuli warga menggunakan gagang senjata.
Sedangkan Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengaku kesulitan untuk mengungkap pelaku penembakan yang menewaskan empat warga itu karena tidak adanya warga yang mau menjadi saksi.
"Penyidik mengalami kesulitan mengungkap kasus penembakan yang empat warga sipil karena tidak adanya saksi yang mau memberikan keterangannya," katanya.
Keempat warga sipil yang tewas akibat tertembak yakni Yulian Yeimo, Simon Degei, Alpius Gogai, dan Alpius Youw. (Ant)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...